Spiritual mewujud dalam bentuk trend dalam masyarakat dan komunitas.
Spiritual itu science atau metascience? Jika spiritual adalah metascience, kemudian saya mempelajarinya secara ‘science’, ada benarnya, sayangnya, ada juga tidak benarnya. Kalau spiritual adalah ‘science’, maka kajian bidang spiritual cukup pada science saja. Timbul masalah baru, jika spiritual adalah ‘metascience’. Spiritual yang science, sudah marak kita saksikan dalam masyarakat/komunitasnya masing-masing. Kajiannya, banyak, komunitasnya banyak, ritualnya tidak terhitung, pakaiannya warna-warni, aneka ragam, segala trend dipadupadankan. Spiritual yang berkembang di dunia, mengikuti local genius dalam bidang spiritual pada era lampau sekali. Marilah kita membahasnya dengan bahasa kita sehari-hari. Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk karya ilmiah, harap anda juga maklum akan keterbatasannya.
Spiritual Hari Ini.
Jika masyarakat atau suatu komunitas menjalani kehidupan dengan memasukkan unsur spiritual dalam kehidupannya, artinya adalah, mereka mengikuti seorang atau beberapa orang local genius yang hidup pada masa lampau sekali. Yang akan saya bahas adalah, apakah mereka benar-benar mengikuti ‘Ajaran Sang Local Genius’, atau mereka sedang mengikuti trend dalam masyarakat, kemudian individu tersebut, atas dorongan dirinya, atau lingkungannya, atau supaya dianggap orang baik, kemudian mengikuti trend ‘Hidup Penuh Dengan Spiritualitas’. Valid kalau spiritualitas adalah science belaka. Menjadi tidak valid, kalau spiritualitas adalah metascience.
Saya berpendapat, spiritualitas adalah metascience. Anda tidak percaya pada metascience juga tidak apa-apa. Sepak Bola itu science atau metascience? Science? Benar! Ada akademinya! Metascience? Benar! Banyak pemain yang berdo’a sebelum bertanding, dan menunjuk langit ketika memciptakan goal. Apakah hal ini diajarkan pada akademi, menunjuk langit ketika menciptakan goal? Tidak. Kalau ada dosen yang mengajari menunjuk langit, pasti ditertawakan. Yang saya ingin katakan adalah, metascience tidak banyak diajarkan pada segala bidang ilmu dan kehidupan. Pada fakultas ekonomi, mahasiswa belajar economic science, yang meta tidak ada kuliahnya. Manusia, dengan tertatih-tatih kemudian mempelajari metascience, meniru-niru, trial & error, kemudian hasilnya banyak salahnya daripada benarnya.
Kemudian… luluslah mahasiswa ekonomi itu menjadi sarjana ekonomi. Mendirikan perusahaan, kalau ada modal, selamatan, agar perusahaan berdiri terus (saran:jadilah tukang cukur…), uncang-uncang kaki dapat uang (saran: jadilah tukang jahit…), berdo’a siang dan malam. Metascience? Ya. Bagaimana perusahaan itu dapat sukses dan berkembang, secara metascience tidak pernah diajarkan. Makanya sarjana itu meniru saja ritual yang pernah dilakukan oleh masyarakatnya. Saya akan membahas yang seperti itu, misalnya, bagaimana perusahaan dijalankan oleh science dan metascieence.
Bahasan metascience harini, yang saya cuplik dari makalah-makalah saya meliputi bahasan:
1. Metascience dalam keseharian. 2. Pencarian metascience. 3. Sumber-sumber metascience. 4. Metascience dalam bidang berurutan: 5. sosial, 6. ideologi, 7. politik, 8. ekonomi, 9. budaya, 10. pendidikan, 11. psikologi, 12. Agama, 13. Perkawinan & Perceraian, 14. Spiritual, 15. Global Science, 16. Gaya Hidup, 17. Ya… masih banyak lagi….
Seperti saya katakan, saya tidak akan menulis hal yang tidak bermanfaat, atau tidak dibutuhkan. Jika anda tertarik, kirim email anda kepada saya, atau tulislah comment, yang saya dapat berinteraksi dengan anda secara scencetech, atau malahan berinteraksi secara metascience? Salam.
Akan saya bahas kemudian.