LIFE
91. Time & Chance
58. Happy Birthday To Wati
41. HIDUP BARU BERARTI SAAT KITA MENGENALI
Apa dan Siapa yang harus kita kenali? Apa saja yang berada dan berhubungan dengan kita. Maksud saya apa saja, ya semua. Contohnya, hidup baru berarti saat kita mengenali:
1. Diri sendiri: darimana berasal, mau kemana, apa tujuan hidup kita.
2. Keluarga/Orang Tua/adik/kakak : bagaimana kita harus bersikap.
3. Lingkungan.
4. Bumi Tempat Berpijak.
5. Semesta Tempat Bumi Diletakkan.
6. Pengetahuan Yang Tersedia.
7. Tuhan.
Ini adalah pembahasan yang panjang. Saya pernah menulisnya pada media yang lain lagi. Minimal manusia harus mengenali 7 point diatas, agar dirinya dapat berarti, apa yang harus ditindakinya dalam memberi kontribusi kepada yang lainnya diluar diri. Apakah anda sering memberi kontribusi pada 7 point diatas? Saya harap sering.
Sedikit Saja Kontribusi Anda Pada Apa Yang Seharusnya Anda Kenali, Anda Akan Disyukuri.
Anda dapat mencari perihal 7 point diatas, baik pada psikologi atau psikiatri, saya hanya menekankan, bahwa contibution action, akan lebih dihargai, yang membuat kita disyukuri.
Mengenali adalah langkah awal adanya kesadaran yang dalam, kesadaran, akan membimbing anda ke arah aktualisasi diri (Silakan Baca buku Abraham Maslow).
Aktualisasi akan membimbing anda menemukan Real Truth Science, yang pada akhirnya menuntun kita pada Real Truth Human Being.
Itulah dasar pemikiran saya, yang akan mulai kita bahas.
Salam NyataBenarnya. Hilal Achmar.Kamu kok ngasih salam aja ngga nyatabenarnya…..!
06 Juni 2012. 4:53
40. REALTRUTH SCIENCE
Ini posting saya yang ke 40, seperti kata orang Life Begins At Forty, maka, saya katakan, My Posting Begins At Forty. Dari nomor posting ke 40 inilah saya akan lebih serius, tidak lagi menggoda dengan metascience. Mulai sekarang, thema blog ini menjadi:
REALTRUTH SCIENCE
Mengapa? Bukankah saya selalu menulis pengetahuan yang nyatabenarnya, dan saya giring anda ke metascience, toh, juga tidak ada yang protes…. Pengetahuan yang nyatabenarnya kan lebih dekat terjemahannya menjadi REALTRUTH SCIENCE.
Bagaimana Saya Menyadari Adanya Realtruth Science
1. Adanya Perbedaan Budaya: Saya hidup di Jakarta sebagian, sebagian lagi di Yogyakarta, dimana dahulu, ilmu berkembang pesat. Saya melihat, perbedaan budaya Jakarta yang mengintegral dalam diri saya, menimbulkan pertentangan dengan budaya Jawa (Yogyakarta khususnya). Saya berfikir budaya mana yang paling benar?
2. Adanya Perbedaan Suku/Suku Bangsa/Bangsa. Sampai sekarang masih menimbulkan pertentangan. Contoh: Ambillah budaya barat yang baik, yang tidak baik kita sensor. Maka, disensor/diblokirlah banyak situs di internet, dan mediamasa yang tidak bisa di akses di berbagai negara belahan timur.
3. Adanya perbedaan informasi yang diterima oleh individu, yang kemudian mengintegral dalam dirinya, sehingga seorang individu dapat terlihat: sebagai orang yang: kaku, tegas, agamis, individual, sosial, egois, pelit, royal, baik hati, pemarah, pendendam dlsb, dalam bahasa ucap.
4. Adanya perbedaan pendidikan. Ada yang tinggi, sedang dan rendah.
5. Adanya perbedaan kultur dalam keluarga.
6. Adanya perbedaan Gen.
7. Adanya perbedaan perlakuan dalam keluarga dan masyarakat.
Dan masih banyak perbedaan lainnya, yang menyebabkan, tiap individu sangat specifik dalam mengkompilasi informasi ilmu yang didapatkan dan mengintegralkannya dalam diri dan kehidupannya. Yang menjadi pertanyaan saya adalah:
Apakah Ada Ilmu Pengetahuan Yang Nyatabenarnya, Agar Individu Tidak Salah Dalam Mengintegralkan Ilmu Dalam Diri Dan Kehidupannya?
Saya fikir ada! Kalaupun saat itu belum saya temukan, saya akan mencarinya. Sekitar tahun 1974, Bapak saya mengenalkan saya tentang adanya ‘Pengetahuan Yang Nyatabenarnya’, yang dicari dengan cara transendental. Pada saat itu, saya boleh dibilang masih ‘kecil’, tetapi saya bertekad untuk mencarinya, walaupun dengan cara transendental! Dan, memang pada awalnya, saya berusaha keras mencarinya dengan cara spiritual transendental. Dan mulailah saya hidup dalam dua dunia, dunia nyata dan dunia spiritual.Cara saya mencarinya:
1. Bapak Saya Melarang Saya Menjadi Hakim.
Belakangan saya baru tahu maksudnya, bahwa dalam memandang kebenaran, saya tidak boleh dibayar. Beliau takut, otoritas yang membayar saya, membelokkan saya dari kebenaran, integritas saya melemah. Beliau menginginkan, saya merdeka mencari sendiri pengetahuan yang nyatabenarnya. Maka, segala ilmu dan lintas ilmu yang saya pelajari, saya simpulkan benar tidaknya secara didaktis.
2. Mengelola Waktu Jeda Dengan Kegiatan Transendental.
Teknik saya menuju trancendence adalah, saya mengosongkan fikiran, sehingga saya tidak berfikir, dan mengosongkan rasa, sehingga tidak berperasaan apapun. Itu adalah Zero/Empty Condition. Pada awalnya, saya sering melakukannya saat relax di kamar tidur saya, kemudian, saya dapat melakukannya di mall, di cafe, saat jeda kerja dlsb.
3. Apa Gunanya Kegiatan Transendental?
Kalau gelas sudah penuh air, apakah dapat menerima sejumlah volume air yang dituangkan padanya? Tidak, air akan tumpah, dan volume air tidak bertambah dalam gelas, karena, gelas itu ‘sudah penuh’. Kalau gelas itu kita kosongkan, maka ia dapat menerima sejumlah volume air, sesuai dengan kapasitasnya. Walaupun tidak sepenuhnya benar, dapat saya analogikan: kalau fikiran kita sudah penuh, apakah masih dapat menerima informasi baru? Kalau fikiran anda sudah penuh, apalagi dengan berbagai persoalan dunia, apakah fikiran anda masih dapat me-receive informasi yang benar yang di-transmitter-kan ke anda? Tentu tidak. Pada saat saya melakukan kegiatan transendental, artinya saya memberi ruang dan waktu bagi ilmu dan informasi yang nyatabenarnya.
4. Apa Akibat Informasi Yang Tidak Nyata Benarnya Bagi Diri Dan Kehidupan Anda?
Informasi yang tidak nyatabenarnya, seperti virus di software atau otak/hardisk komputer. Misalnya komputer kita disusupi virus, yang menyebabkan kalau kita start, dia kembali restart….terus…. melelahkan! Tidak ada henti-hentinya restart…………
Begitu juga informasi yang tidak benar yang masuk dalam otak kita, seperti virus, kita akan memikir ulang informasi itu bolak-balik, tidak ada henti-hentinya, restart…. terus…..
Misalnya: anda diberi informasi yang tidak nyatabenarnya: sukses itu tidak harus menjadi kaya, punya helikopter, limousine, istana, dsb. Otak anda nanti seperti disusupi virus. Anda akan berfikir ulang terus: Apa benar sukses itu tidak harus menjadi kaya, punya helikopter, limousine, istana….? Mengapa saya katakan ilmu yang tidak nyatabenarnya seperti virus dalam otak anda? Setelah saya pelajari, ternyata orang-orang yang menderita gangguan jiwa, schizophrenia, bahkan gila, karena mereka mengintegrasikan dan mengkompilasikan pengetahuan yang tidak nyatabenarnya, sehingga mereka berfikir ulang terus, dan mengakibatkan kelelahan psikologis yang mendalam. Itu pendapat baru saya tentang Psikiatri.
5. Apa Gunanya Pengetahuan Yang Nyatabenarnya?
Pasti anda sudah tahu, jika membaca beberapa posting dalam blog saya.
6. Apakah Pengetahuan Yang Nyatabenarnya Spesifik Pada Individu?
Ya, spesifik pada tiap individu. Tidak sama pemahaman antar individu yang satu dan individu lainnya dalam menyerap pengetahuan yang nyatabenarnya, bergantung dari kadar ilmu dasar yang pernah dipelajarinya. Tetapi, cara mendapatkannya sama, dan teknik problem solving-nya juga sama. Kita disini, sedang mempelajari yang sama. Hasil yang didapatkan masing-masing kita, dapat berbeda. Semuanya akan menyehat-sejahterakan kita.
7. Jika Ada Comment, Hal Baru, Atau Pertanyaan, Sedang Anda Enggan Berkomentar Disini, Anda dapat BBM saya. PIN: 27D08432
Salam. Hilal Achmar.
June 05, 2012. 17.43.
39. HILAL ACHMAR
Notice
If you want to invite Hilal Achmar as a Speaker Of Definitely True Knowledge, please do not hesitate to contact me.
Hilal Achmar
Ph: 0813 156 966 76 SMS ONLY!
Please SMS only, and please understand, I can not receive calls, due to my duties as speaker. My staff will call you back soon.
Thank you. Hilal Achmar
35. BINTANG PEMBIMBING
Semasa saya kecil dan remaja, saya fikir, Bintang Pembimbing saya adalah Pengetahuan. Maksud saya adalah, saya mencintai pengetahuan lebih dari segalanya. Pada saat saya remaja, saya tidak mencintai gadis sampai saya tidak dapat tidur misalnya. Saya mencintai pengetahuan, sampai saya tidak dapat tidur, karena saya ingin cepat-cepat menguasainya. Lalu saya menemukan hukum:
Jika Individu Mencintai Pengetahuan, Maka Pengetahuan Akan Mencintainya
Maksudnya adalah: Jika anda mencintai pengetahuan, maka pengetahuan itu akan datang melimpahi anda, sehingga, pengetahuan anda dalam kuantitas dan kualitas yang cukup untuk hidup.
Ada juga individu, yang Bintang Pembimbingnya pada saat remaja adalah cinta. Jadi, dorongan untuk tumbuh kembang itu, adalah cinta, baru pada saat dewasa adalah pengetahuan. Saya kebalikannya, baru pada saat awal dewasalah, Bintang Pembimbing saya adalah cinta. Semua jalur tidak ada masalah.
Yang Bermasalah Adalah: Jika Anda Tidak Mempunyai Bintang Pembimbing!
Saat anda dewasa, cinta tidak lagi menjadi prioritas utama yang menjadi Bintang Pembimbing anda. Kalau saat dewasa, anda masih mengikuti rasa cinta sebagai Bintang Pembimbing anda, maka anda akan kehilangan akal nalar anda untuk:
1. Memilih Pasangan Anda. 2. Memilih Cara Hidup Anda. 3. Memilih Pekerjaan Anda. Dlsb.
Yang saya ingin katakan adalah:
Pengetahuanlah Yang Akan Menjadi Bintang Pembimbing Anda Ketika Anda Mulai Beranjak Dewasa.
Begitulah saya hidup, karena orang tua saya berpesan, bahwa sesiapa yang tidak berpengetahuan, akan dilindas oleh zaman. Sekarang saya mengerti benar, mengapa orang tua saya memberikan saya buku, sampai saya tidak punya lagi waktu, untuk bermain bersamamu, temanku, waktu kita sekolah dulu………..
Salam Sok Tahu. Hilal Achmar
01 Juni 2012. 11.37
34. SIAPAKAH YANG MEMBIMBING ANDA KETIKA ANDA TUA?
34. SIAPAKAH YANG MEMBIMBING ANDA KETIKA ANDA TUA?
Kalau anda sudah tua, usia sudah 60 tahun, kedua orang tua sudah tiada lagi, kira-kira saja, siapa yang membimbing anda? Saya kira, hampir tidak ada lagi manusia yang akan membimbing seorang manusia berusia 60 tahun, yang sudah banyak pengalaman dalam menjalani hidup ini. Kalau yang akan memberitahu/membimbing anda umurnya kurang dari 60 tahun, nanti anda tersinggung…. kalau yang berusia diatas 60 tahun, yah, sudah sama-sama tua, sudah saling bertoleransi jika ada kekurangan pada masing-masing diri. Pertanyaan saya adalah:
1. Siapa yang mengingatkan anda kalau anda ‘keluar dari jalan yang benar”?
2. Apakah pada usia 60 tahun anda masih mau mendengar nasehat orang lain?.
3. Bagaimanakah kiranya, kalau anda berusia 60 tahun, ternyata anda ‘berada pada jalan yang salah?.
Kerugian itu adanya di usia tua. Pada usia muda, acapkali, kerugian bagi kita, kita anggap sebagai suatu keuntungan. Pada usia tua, tidak serta-merta manusia menyadari bahwa dirinya untung, apalagi, kalau dirinya rugi.
Salam. Hilal Achmar.
31 May 2012, Usai Ultah Adik Saya No.3
31. MANUSIA TERNYATA TIDAK LOGIS
Ya, dari seluruh tindak dan tandukannya, ternyata manusia tidak logis. Memang, banyak ahli yang mengklaim, atau konselor yang memerintahkan agar, kita menyelesaikan masalah dengan logis, dengan merumuskan masalah dengan logis juga. Lucunya, sang konselor itu termasuk manusia yang tidak logis juga! Anda teliti saja secara sepintas kilat, advisor, konselor, penasihat keuangan, saya pastikan mereka tidak logis juga. Karena apa?
Pada Dasarnya Manusia Memang Bodoh!
Nah! Kalau begitu, apa masih adakah manusia yang berani mengaku pintar sekarang!? Sekarang yang mengaku pintar saya tanya, atau kepada seluruh manusia: Apakah anda sudah merasa puas dengan Pekerjaan, Gaji, Sekolah Nilai, Rumah, Pergaulan, Keuangan dan Pasangan Anda?
Kalau Anda Pintar Pada Dasarnya, Anda Tidak Akan Menjadi Diri Anda Yang Sekarang!
Justru! Manusia umumnya, atau kita khususnya, dulunya bodoh, maka kita menjadi manusia yang: Yah… sekarang begini ini… Kalau dulu anda pintar pada dasarnya, masa sih anda jadi diri anda yang sekarang ini …. Benar kan..? Hayo semua… mengakulah bahwa kita……. Stupid yang suka pakai sandal jepit. Bukankah kehidupan anda yang sekarang ini, akibat dari tidak logisnya anda? Yang ingin saya katakan adalah:
Manusia Ternyata Tidak Logis!
Sudah. Sekian saja. Dipanjangkan juga percuma, sebab, anda tidak logis….. Yang menulis posting ini, saya, ternyata tidak logis! Apalagi anda! Pusiiiingggg……..
Selamat Melogis-logiskan Diri. Salam Dari Saya Yang Mulai Logis. Hilal Achmar.
28 Juli 11. 09.56.
28. METASCIENCE: METAMANUSIA
Sebenarnya kita semua adalah manusia yang meta atau katakan saja metamanusia. Sayangnya, tidak semua manusia mau mengakui, bahwa dirinya adalah metamanusia, yang terdiri dari 2 bagian besar: Raga dan Sukma. Kalau kita mengakui adanya meta dalam bentuk sukma dalam diri kita, untuk mempelajari dan mengerti tentang sukmadiri, apakah dapat dipelajari dengan science? Ya, satu bagian, bagian tingkahlakunya. Satu bagian yang lain, hakikatnya, tidak bisa dipelajari dengan science, maka, metascience memberi jalan untuk mempelajari hakikat sukma. Saya akan memberikan ilustrasi: Mempelajari tingkahlaku makan untuk jamuan makan malam resmi pada syukuran teman yang menjadi profesor, tentu anda akan mematut pakaian apa yang harus anda kenakan, dimana anda harus meletakkan tas, bagaimana selayaknya mempergunakan sendok-garpu-pisau, dan bagaimana cara mengunyah yang sopan, adalah tingkahlaku makan. Sedangkan hakikat makan adalah: Untuk Hidup!
Sekarang, kalau kita mempelajari manusia, kita mempelajari tingkahlaku raganya, tindakannya, ideanya, yang bisa kita ‘lihat’ dan eksplorasi. Sedangkan hakikat manusia adalah: Sukmanya! Maka, ada ahli yang mengatakan, bahwa kita adalah Manusia Langit (keren juga ya..).
Kita di Indonesia, hidup & berkehidupan dengan (secara tidak sadar), menganalisa tindakan kita sebelum bertindak, apakah tingkahlaku kita sesuai dengan ajaran spiritual yang meta. Misalnya, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua, atau orang yang lebih mempunyai jabatan, kekuasaan dan kaya, untuk tidak menyinggung ‘ketuaannya’ atau ‘kekayaannya’ otomatis, kita bertingkahlaku sopan dalam berbicara. Artinya apa?
Masyarakat Timur Lebih Mengedepankan Sukma Dari Raga, Walaupun Belum Sepenuhnya Disadari.
Sayangnya, tingkahlaku yang baik itu, tidak sepenuhnya disadari.Apa yang anda fikirkan sehari-hari? Bekerja, mencapai karir yang anda inginkan, mempunyai uang banyak, berharap hari per-hari anda mendapatkan keberuntungan, membangun rumah yang nyaman. Orang tua menganggap anda sedang mengembangkan diri. Rupanya, definisi ilmu pengembangan diri, telah sedikit bergeser artinya dalam masyarakat kita.
Menurut Saya, Pengembangan Diri Lebih Tertuju Untuk Sukma
Dalam mengembangkan kelayakan kehidupan kita, kita tidak boleh lupa mengembangkan sukma kita. Saya ingin bertanya, jika anda telah mengembangkan kehidupan, sehingga anda telah diindisikan makmur, dengan indikator yang ada dalam lingkungan anda, seberapa maju anda telah mengembangkan sukma anda? Darimana indikatornya? Semuanya hanya anda yang tahu, baik perkembangan sukma anda maupun indikatornya. Dan itu bergantung seberapa banyak anda mempunyai referensi, kevalidan referensi, dan arah pengembangan yang ditunjukkan oleh referensi anda tersebut.
Dalam Perkembangannya, Kala Semakin Tua, Raga Semakin Renta, Sedangkan Sukma Semakin Bijaksana.
Pada akhirnya, raga akan semakin tua renta tidak berdaya, sukma semakin pikun dan pelupa. Inilah yang manusia selalu ingin mencegahnya, selalu ingin lari dari tuarenta tak berdaya. Untuk mengetahui apakah referensi anda valid tentang pengembangan sukma dan memberi arah yang benar, kalau telah tuarenta, dan ingin mengetahui apakah sukma anda telah bijaksana atau belum, apakah indikatornya?
Mengingat Kematian! Yang Manusia Selalu Lari Darinya!
Dari uraian diatas, yang ingin saya katakan adalah, benar bahwasanya manusia ada yang menjalankan kehidupan spiritual dalam tingkahlakunya, tetapi, kehidupan spiritual itu tidak sepenuhnya disadari, timbul akibat refleks tingkahlaku, yang pernah dilakukan ribuan kali. Atau yang semakna, tingkahlaku yang bersifat spiritual itu, lebih berasal dari akal logika atau meniru tingkahlaku individu/masyarakat, daripada berasal dari sukma, yang memujud dalam akalnalarbudi. Ilustrasinya adalah: Anda meniru hidangan sirloin steak dari resto bintang lima. Cara menyajikan dan cutting dagingnya telah benar. Tapi rasanya: Tidak karuan. Bahkan: Tidak karu-karuan…… Yang saya ingin katakan adalah:
Duplikasi Tingkah Laku, Tidak Ada Manfaatnya Dalam Perkembangan Sukma! Perkembangan Sukma Hanya Dapat Dilakukan Dengan Memberi Tahu Sukma Tentang Tingkahlaku Yang Nyatabenarnya!
Itu salah satu kritikan tentang behaviourisme. Oh, bukan. Behaviourisme kan tidak membicarakan spiritual ya.. Untuk menjadi metamanusia, kita harus mendidik sukma kita. Mengapa saya katakan mendidik? Karena sukma dan raga kita ini, sudah ada yang ready for use, ada yang belum. Template yang ada pada sukma itu, belum ready for use, untuk mencapai kapasitas maksimalnya, masih harus diberdayakan/dilatih. Begitu juga dengan tangan, sudah ada, tetapi belum ready for use untuk mencapai kapasitas maksimalnya.
Anda harus melatih tangan anda untuk memukul bola golf, agar bola tidak melayang kemana-mana….. Begitu juga, anda harus melatih sukma, agar sukma tidak tertinggal perkembangannya……..
Kemudian ada Sukma yang lainnya lagi. Ialah, Sukma yang berasal dari SMA IIIB Yogyakarta. Oh, ini tidak saya bahas. Beliau teman saya yang terbaik. Walaupun saya bertingkahlaku dengan ‘penyesuaian tidak baik’, Beliau ‘rela’ menyapa saya… Soalnya… lebih banyak kawan putri yang ‘tidak relanya menyapa saya…’ (Serem kali ya..). Se itu saja saya bahas yaa..
28 Feb 2011. Selamat Menempuh Metamanusia Baru. Salam Sukmagurujati. Hilal Achmar.
27. METASCIENCE HYPNOTIC AND SELF-HYPNOTIC
Definisi tentang hipnotis dan self-hipnotis ada banyak. Yang kita akan bahas adalah state/keadaan hipnotis dan atau self-hipnotis itu sendiri. Sebagaimana biasanya, kita akan membahas, sebagaimana intinya, hakikatnya dan dasarnya.
Keadaan hipnosis adalah suatu keadaan individu/banyak individu, yang alam bawahsadarnya diinduksi oleh individu/banyak individu, sehingga sang individu, dengan panduan ahli hypnose, dapat mengikuti segala perintah sang ahli, atau menampilkan segala yang ada dalam alam bawahsadarnya. Contohnya sudah banyak di TV, sehari-hari, hipnotisme bisa dilakukan untuk kejahatan, dengan berita di koran: orang digendam.
Selfhipnotis adalah individu dengan kekuatan akalnalarbudi-nya, menghipnotis dirinya sendiri, agar mencapai segala sesuatu yang diinginkannya.
Contohnya adalah: Jika anda ingin menjadi pemimpin di kantor anda, anda harus menghipnotis diri anda sendiri, agar tujuan anda tercapai. Tentunya, pada kantor yang ada indikator kinerjanya. Pada kantor yang kenaikan jabatan dan pangkat diberikan karena lamanya anda bekerja, anda tidak usah menghipnotis diri, lihat saja kalender. Menghipnotis diri, adalah usaha anda dalam metascience, dalam hal ini menjadi pemimpin di kantor anda. Kalau anda pernah mengikuti pelatihan kepribadian atau kepemimpinan, akan lebih banyak lagi hasilnya. Metascience, agak sedikit lain metodenya, yang kelihatannya tidak berkaitan langsung dengan tujuannya.
METODE SELF-HIPNOTIS
1. Biasakan bangun pagi hari, antara jam 3.00 atau jam 4.00 pagi. Apa ada hubungannya bangun pagi untuk jadi pemimpin? Ada. Pada jam 3 atau 4 pagi itu, manusia di lingkungan anda belum banyak yang bangun, atau malahan, anda sendiri yang bangun, yang lainnya masih tidur. Pada kondisi seperti ini, jangan ada video-audio. Apa yang terjadi? Anda tidak bisa bicara kepada siapapun, tetapi fikiran anda tidak pernah berhenti ‘berbicara’ bukan? Kepada siapa fikiran anda berbicara? Kepada alambawahsadar anda. Yang ingin saya katakan adalah:
Bangun Pagi Adalah Salah Satu Jalan Memasuki Alambawahsadar.
Kemudian, pada pagi yang sunyi itu, anda katakan pada alambawah sadar anda: Saya Pemimpin Di Kantor Saya. Berulangkali, sampai anda merasakan, anda benar-benar telah menjadi pemimpin dikantor anda, mempunyai kekuasaan memerintah, mengambil keputusan, dan mempunyai banyak bawahan. Walaupun sebenarnya anda belum menjadi pemimpin. Lakukan hal ini berulangkali, sampai anda merasa mampu menjadi pemimpin yang sesungguhnya.
2. Rubah Tingkahlaku Anda. Anda harus berfikir yang nyatabenarnya, dengan menggunakan akalnalarbudi, bukan hanya logika. Anda harus menerapkan 70 sifat baik yang pernah saya posting sebelumnya. Perubahan tingkahlaku ini sampai soal makan-minum-tidur. Makan dan minum jangan berlebihan, lambung diisi kira-kira, sepertiga untuk makanan 1/3 untuk minuman dan 1/3 lagi dikosongkan, supaya dapat bernafas dengan bebas. Jika kita mengurangi makan, justru tubuh kita akan panas dalam keseharian kita, dan ini berhubungan dengan kegiatan akalnalarbudi. Keterangan tentang ini, tidak saya bahas. Yang jelas adalah, jika kita terlalu kenyang setiap hari, akalnalarbudi kita tidak dapat bekerja dengan sempurna. Begitu juga jika terlalu banyak tidur.
3. Berlatih Melihat. Telah saya katakan pada beberapa posting terdahulu, bahwa cara kita melihat dengan pandangan tidak fokus, seperti melamun atau berfikir, dimana sudut pandang ke kiri dan kanan menjadi melebar, akan membawa ‘penglihatan’ kita lebih cermat, sehingga kita dapat melihatcermat. Cara melihat seperti ini, adalah salah satu jalan untuk memasuki alambawahsadar yang paling mudah dan sederhana.
4. Memberi Bimbingan Dan Informasi Kepada Alam Bawah Sadar. Alambawahsadar, berkecenderungan buruk jika tidak diberi bimbingan. Juga berkecenderungan ‘pura-pura tidak tahu’ kalau tidak diberikan informasi ulang, padahal, sebenarnya, alambawahsadar itu ‘tahu’. Contohnya: Alambawahsadar anda, tidak pernah memacu anda untuk menjadi pemimpin di kantor anda, ‘pura-pura tidak tahu’, padahal, sebenarnya ia (katakan saja alambawahsadar itu satu pribadi) ‘tahu’ bahwa anda bisa dan mampu untuk menjadi pemimpin di kantor! Kemudian, jika anda akan menjadi seorang pemimpin yang berguna dalam mensejahterakan sebagian umat manusia, maka alam bawahsadar anda akan menentangnya, dan menghambat anda! Maka alam bawah sadar, perlu kita beri bimbingan dengan memberinya informasi berkali-kali, bahwa: Saya Pemimpin Di Kantor Saya. Pada setiap pagi yang sunyi itu………… Artinya, kita berkomunikasi dengan alambawahsadar kita, dengan bahasa yang mudah dimengerti, tidak panjang lebar.
5. Meningkatkan Kapasitas Alambawahsadar. Artinya, kita membimbing alambawahsadar kita, supaya ‘tahu’, terhadap persoalan yang ia pura-pura tidak tahu! Dan akhirnya, kita dapat membimbingya untuk mengetahui segala informasi, berkaitan dengan tujuan hidup kita, pada posting terdahulu: Bahagia Di Dunia Dan Akhirat! Hey bawahsadar… jangan pura-pura tidak tahu lagi ya….. Kira-kira begitu kita katakan kepada-nya……….
6. Aplikasi, Pencapaian Dan Evaluasi. Aplikasikanlah 70 sifatbaik itu dengan berfikir dengan akalnalarbudi yang nyatabenarnya, berkata benar dan bertindak benar dalam kehidupan anda di kantor dan di mana saja. Kemudian, bertingkahlakulah sebagai BOSS betulan di kantor anda, bukan BOSSY! Ada dua tingkahlaku yang cepat mendudukkan anda di kursi BOSS. Pertama bimbinglah karyawan lainnya, dan kedua, bantu karyawan dan perusahaan menyelesaikan persoalannya. Walaupun belum menjadi BOSS sungguhan, kwalitas anda sekarang adalah kwalitas BOSS sungguhan. Tinggal tunggu waktu dan syukurannya saja anda jadi boss sungguhan………………. Jika sudah/belum menjadi boss, evaluasi saja dipagi nan sunyi, bersama kawan baru anda, si alambawahsadar…………
7. Tugas Baru Untuk Alambawahsadar. Jika anda sudah jadi pemimpin, boss di kantor anda, beri tugas baru pada alambawahsadar anda. Katakan padanya: Saya Mempunyai Kantor Cabang Di Tujuh Provinsi. Seperti biasanya, memberi informasi, padahal, satu pun anda belum punya kantor cabang. Seperti biasanya juga, alambawahsadar anda ‘pura-pura tidak tahu’, bahwa anda bisa dan mampu! Ketika anda telah mempunyai tujuh kantor cabang, beri tugas kepadanya, untuk mendukung anda membuka kantor cabang di seluruh provinsi! Kawan, jelaslah sudah, itulah maksudnya kita menghipnotis diri kita sendiri….. Beressssss………….
Selamat Menghipnotis. Salam Kita Menghipnotis Kita . Hilal Achmar
26. METASCIENCE PEMERINTAHAN
Pemerintah yang ‘seharusnya’ ada dalam negara-negara di dunia adalah, sekelompok orang, yang mempunyai kapasitas sebagai negarawan, yang mendapat legalitas dari bangsanya. Contoh negarawan dari Indonesia adalah Sang Maha Patih Gajah Mada, dari kerajaan Majapahit (Girindra Wardhana), yang bercita-cita menyatukan Nusantara, dan tidak akan memakan palapa sebelum cita-citanya terwujud. Negarawan dapat kita artikan saja, ialah manusia yang mempunyai banyak ilmu yang berguna, baik bagi dirinya maupun yang lainnya, dan terampil bekerja dengan ilmu yang dimilikinya, visioner, dipercaya, sehingga bangsanya mau mewujudkan visi masa depan yang diperlihatkannya.
Visi Pemerintah yang seharusnya ada adalah: Kita Akan Sejajar Dengan Negara-negara Makmur / kaya. Jika demikian maka Misi Pemerintah adalah memberdayakan rakyatnya dalam segala bidang, sehingga dapat duduk sejajar dengan negara-negara makmur. Bagaimana misi ini dicapai? Dengan membuat individunya otaknya pintar, badannya sehat, dan sakunya penuh. Tiga saja dulu, saya kira cukup.
1. Membuat Individu/Rakyatnya Berotak Pintarcerdik.
Strateginya adalah: Rupanya harus ada menteri/Kementrian Urusan Globalisasi dulu! Globalisasi adalah: Individu/Rakyat di suatu negara, saling bersaing dengan Individu/Rakyat dari negara lainnya. Misalnya, seorang dokter di Indonesia, harus bersaing dengan dokter lainnya di….. seluruh dunia… (Wah…. beratnya…….. ). Juga seorang petani kedele, harus bersaing dengan petani kedele dari seluruh dunia, misalnya dari hasil panen per hektar, kecerahan warna kedelai, kandungan proteinnya dan sebagainya. Memang berat. Tapi kita senang kan ada era globalisasi! Senang ada era globalisasi, tanggungjawabnya adalah harus juga senang bersaing, kalau tidak, kita akan jadi bangsa pinggiran atau orang pinggiran. Kapan-kapan, anda yang pandai globalisasi, usul pada presiden, agar anda jadi mentri globalisasi. Malah banyak kerjaannya: Iklim Global yang menggagalkan banyak panen, baik padi maupun mangga, migrasi global, perdagangan global, supaya tidak diakali terus oleh bangsa-bangsa yang pintar………………………….
Membuat individu pintar, tidak ada cara lain, selain dengan pendidikan. Pendidikan juga harus dipilih yang mempunyai realitas baru, bukan realitas lama, yang lambat menghasilkan kemajuan bangsa.
Realitas Baru Vs. Realitas Lama Dalam Pendidikan
Realitas Baru dalam pendidikan adalah: Pendidikan yang mengacu pada pendidikan apa yang dibutuhkan dalam memberdayakan masyarakat, supaya sejajar dalam persaingan kemakmuran, kewibawaan, dan kecerdikan antar bangsa-bangsa di dunia. Kita punya tanah dan laut. Pasti dalam bidang itu kita unggul, karena kita punya sumberdaya yang melimpah (tanah dan laut yang luas). Karena penduduk dunia bertambah terus, dan karena iklim global, jangan-jangan teori Robert Malthus (1766-1834), yang dianggap ‘salah’, menjadi benar karena ‘kebetulan’. Malthus mengatakan bahwa populasi manusia berkembang lebih cepat, sedangkan persedian makanan berproduksi lebih lambat. Benar atau salah, tidak kita persoalkan, yang ingin dikatakan Malthus adalah: 1. Dia khawatir, manusia kekurangan makanan. 2. Penduduk dunia harus diberi makan!
Indonesia pernah gagal menuju negara industri, dengan tujuan pembangunan jangka panjang, bahwa kita akan dapat menghasilkan mesin yang memproduksi mesin. Pada era industri, memang, bekerja dalam bidang pertanian dan kelautan adalah realitas lama, yang sulit untuk maju seiring dengan negara-negara industri. Makanya, tahun 70-an sampai akhir 90-an, kita bercita-cita maju seiring dengan bekerja dalam bidang industri.
Sekarang telah era informasi. Realitas lama pertanian, kini menjadi realitas baru dalam era informasi dan globalisasi, dimana, mudahnya, negara-negara maju yang telah meninggalkan basis pertaniannya, (maksudnya, rakyatnya tidak mau lagi bertani!), adalah keuntungan yang ‘kebetulan’ bagi kita, bahwa kita punya tanah dan laut yang terus ada.
Yang saya ingin katakan adalah:
Realitas lama, dapat menjadi realitas baru yang menguntungkan. Inilah tugas para pendidik, memberikan realitas baru, memperbaharui realitas lama yang dianggap usang, dan memberikan alasannya.
2. Membuat Individu/Rakyatnya Berbadan Sehat.
Sudah ada Kementeriannya, undang-undangnya, peraturan pemerintahnya dan peraturan menterinya, juga sudah ada peraturan daerahnya. Saya tidak bahas. Mungkin nanti tentang Metasscience kesehatan.
3. Membuat Individu/Rakyatnya Bersaku Penuhtebal.
Dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Jika rakyat rajin bekerja dan tersedia banyak lapangan pekerjaan, ini urusan Departemen Tenaga Kerja & Badan Koordinasi Penenaman Modal, maka rakyat akan berkantung penuhtebal. Ya, minimal satu bulan sekali……………….Tidak saya bahas. Mungkin nanti akan saya tentang Metascience Kekayaan.
24 Feb 11. Selamat Berotak Pintar, Berbadan Sehat dan Besaku Tebal. Salam. Hilal Achmar.
25. METASCIENCE PENDIDIKAN BANGSA
Kita akan membahas pendidikan bangsa, waktunya, mulai balita sampai tua. Pendidikan, waktu saya kuliah dahulu, tujuannya adalah: Agar Menjadi Manusia Yang Bijaksana. Atau Agar Menjadi Manusia Seutuhnya. Kemudian ada lagi: Agar Menjadi Manusia Berkarakter. Ada lagi tujuan pendidikan? Ya, anda juga tahu, masih banyak lagi. Kemudian, setelah kita dididik sekian lama, apakah kita telah menjadi manusia yang bijaksana, manusia seutuhnya dan manusia yang berkarakter, atau telah menjadi manusia super!, sekalian saja ya?
Dalam metascience, kita mencari hakikatnya, dengan melihatcermat. Apa yang diinginkan manusia dengan pendidikannya? Ini suatu yang bagus yang sering kita dengar, yang datang dari anak muda:
Muda Sukaria, Tua Kayaraya, Mati Masuk Surga.
Begitulah yang dimaui manusia! Muda sukaria dalam menimba ilmu dari beragam buku, dengan sedikit bumbu pesta dan cinta. Tua kayaraya, hasil bahan pembelajaran ilmu yang membumi, dan ketika wafat, masuk surga, hasil menimba ilmu agama! Jadi, terang-benderanglah, tujuan pendidikan itu ‘seharusnya’ :
Agar Manusia Berbahagia Di Dunia Dan Di Akhirat.
Berbahagia di akhirat itu khas tradisi timur. Tujuan pendidikan agar manusia berbahagia di dunia dan akhirat itu, bukankah nyatabenarnya? Benar. Tapi, dianggap ‘tidak ilmiah’, kurang pamornya, kurang elit & modern. Oleh karenanya, mungkin, tidak ada sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia, yang menyatakan dengan terus-terang tujuan pendidikan di lembaganya adalah: Agar manusia berbahagia di dunia dan akhirat. Kemudian, timbullah sekolah dan terminologi pendidikan yang bermacam-macam….. Dalangnya bingung, penontonnya ikut bingung………….. Dosennya bingung, mahasiswa/wi nya ikut bingung. Sampai-sampai (jangan sampai terjadi…………….)
Guru Kencing Berdiri, Murid Mengencingi Guru!
Siapa yang turut bertanggungjawab terhadap pendidikan bangsa ini? Para Guru, Dosen, dan Para Pendidik di semua lembaga. Dari posting saya yang lalu, bahwa belajar terefektif adalah bersendirian atau berdua-duaan, maka keluarga, orangtua, mempunyai tanggungjawab terbesar dalam pendidikan anak-anaknya.
Tujuan pendidikan agar manusia berbahagia di dunia akhirat, adalah Visi Bidang Pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, maupun di lembaga pendidikan luar keluarga. Apa yang harus dilakukan agar bangsa dapat berbahagia dunia-akhirat adalah Misi yang harus dikerjakan baik oleh para pendidik, para orangtua dan pemerintah. Bagaimana caranya melakukan Misi agar efisien dan efektif, adalah Strategi pencapaian tujuan itu. Kita akan membahas ini, dalam posting saya selanjutnya, ialah: Metascience Pemerintahan, oleh karena kewajiban pemerintahlah memberikan haluan pendidikan dan pendidikan bangsanya. (Sebagian sudah di Otomikan).
Dasar pengetahuan yang meta adalah hakikat. Jika anda selalu ‘melihatcermat” atau melihat dengan terang-benderang, segala kondisi, situasi dan problematika yang anda hadapi, maka anda akan menemukan hakikatnya. Yang ingin saya katakan adalah:
Dengan Melihatcermat Hakikat Segala Sesuatu, Maka Segala Sesuatu Menjadi Mudah.
Saya akan memberikan ilustrasi.
Melihat tidak cermat dan tanpa hakikat: Kalau ingin kaya, sekolahlah yang tinggi. Melihat Cermat Dengan Hakikat: Jika ingin kaya, bekerjalah yang rajin dan smart.
23 Feb 2011. Salam Smart. Hilal Achmar
24. METASCIENCE TINGKAT AKTUALISASI
Saya berpendapat bahwa aktualisasi mempunyai tingkatan kualitas sendiri, yang beragam pada berbagai individu. Maka, manusia mempunyai lapisan-lapisan maya dalam tingkat kualitas aktualisasinya, dari beragam jalur aktualisasi yang ditempuhnya.
Saya akan memberikan ilustrasi yang Meta:
1. Kelompok saudagar, akan berkumpul dan cocok, katakanlah secara kimia dengan kelompok saudagar juga. 2. Kelompok agamawan akan cocok dengan kelompok agamawan. 3. Kelompok Pendidik, akan cocok dengan kelompok pendidik juga. Demikianlah seterusnya. Pendeknya, manusia di dunia, berada dalam kelompok yang sesuai dengan minatnya masing-masing, dan pada tingkat aktualisasinya masing-masing. Walaupun sama-sama berprofesi sebagai pendidik, biasanya, sangat sulit misalnya, pendidik kelas 1 SD, masuk dalam kelompok profesor atau doktor pendidik di universitas, karena perbedaan kualitas aktualisasinya. Kalau tingkat kualitas aktualisasinya sama, tentu saja bisa, kalau faktor like and dislike dikesampingkan. Kelompok agamawan, walau kualitas aktualisasinya sama dengan saudagar, juga akan sangat sulit masuk dalam lingkup pergaulan saudagar. Individu, teraktualisasi pada bidangnya masing-masing, dan nyaman berada dalam kelompoknya masing-masing. Tetapi yang jelas adalah: Kebahagiaan tidak berbanding lurus dengan tingkat kualitas aktualisasi.
Pada Tingkat Kualitas Yang Manapun, Individu Dapat Berbahagia.
Bukankah, kebahagiaan itu pernah kita dapatkan, pada saat kita balita atau remaja, yang pada saat itu, mengertipun tidak tentang aktualisasi. Sedikit tentang kebahagiaan, kalau kita dapat mensyukuri kebahagian-kebahaiaan kecil dalam keseharian kita, cukuplah kita mendapat predikat orang yang berbahagia., sehingga kita senang berada dalam kelompok orang-orang yang berbahagia, bukan malahan timbul sifat dengki-iri. Demikianlah, kelompok yang teraktualisasi, saudagar, pendidik, pakar, seperti tergiring menuju tempat yang sama, saling mencari. Dapat dikatakan bahwa:
Sesamanya Akan Merindukan Sesamanya.
Yang paling kuat yang saya perhatikan adalah, ketika manusia telah mencapai sebagian besar ideanya, seorang diri, misalnya dalam karirnya, pada masa paruhbaya, akhirnya akan mencari sesamanya, walaupun dahulunya, tatkala masing-masing mencari jati dirinya, ada waham kebesaran pada masing-masing individunya.
Ketika Individu Telah Teraktualisasi, Ia Ingin Yang Lain Menjadi Saudaranya!
Itulah 70 sifat baik, yang telah saya uraikan dalam posting sebelumnya, yang memujud dalam diri manusia yang telah teraktualisasi. Persaudaraan! Tingkat tertingginya adalah: ia menginginkan saudaranya menjadi sebahagia dan seberuntung dirinya. Ia mau membimbing saudaranya yang kurang beruntung, untuk menapaki jalan-jalan yang menghasilkan kebahagiaan bersamanya. Dalam metascience, kita belajar dasarnya, intinya, aplikasinya, manfaatnya, maksimalnya, kaitannya, pengungkapan tersembunyinya, kesederhanaannya, keterbatasan yang tidak dapat dilampaui manusia, sehingga, segala persoalan menjadi terang-benderang.
Intermezzo:
Pendapat Saya Sampai Akhir Zaman Adalah Valid, Kalau Tidak Ada Yang Dapat Membuktikan Sebaliknya!
Saya akan senanghati, jika anda memberi masukan atau memberitahu saya, ada pendapat, atau pendapat anda sendiri yang lebih valid. Walaupun bagaimana, saya akan terus menulis.
Penghalangan, skenario besar terhadap pengalihan fokus manusia terhadap aktualisasi, adalah upaya pembodohan yang dijalankan sekelompok manusia terhadap sekelompok, suku, sukubangsa dan atau bangsa lainnya. Sengaja atau tidak disengaja, kelompok negara berkembang/miskin, individu-individunya, tidak lagi fokus terhadap tujuan hidup, cita-cita, dan pencapaian aktualisasinya. Era telah berubah, kita tidak dapat mengubah zaman, Amerika Serikat, telah saya duga akan mengalami kehancuran, segala bangsa, termasuk Indonesia, pernah mengalami masa kejayaannya dan masa kehancurannya, dan nampaknya, bergiliran diantara bangsa-bangsa. Itu yang membuat kita mudah menduganya. Mengapa Amerika akan mengalami kemunduran? Pendapat saya adalah:
Individu-Individunya Mengalami Kemunduran Dalam Keterampilan Hidup!
Orang yang teraktualisasi, tentu, mempunyai keterampilan untuk hidup, yang menjadikan kehidupannya lebih bermakna. Fokus dalam keterampilan hidup adalah kuncinya, untuk memajukan peradaban bangsa, bukan multitasking. Kejatuhan negara-negara makmur, diakibatkan oleh ‘rasa aman’ dan ‘rasa terlindungi’ yang dirasakan oleh warganya, lengah terhadap ilmu-ilmu murni dasar yang dahulunya menjadi penyebab kemakmurannya, lengah terhadap keterampilan yang begitu hebat dikuasai oleh kakek-nenek mereka. Ini bisa juga dianalogikan untuk keluarga. Jika Indonesia ingin jaya dalam bidang agraris-agrokompleks, dikira apa yang harus rakyatnya kuasai? Keterampilan dalam ilmu-ilmu pertanian pada khususnya dan ilmu-ilmu agrokompleks pada umumnya, dan ilmu-ilmu kelautan lebih umumnya lagi. Modal kita tanah dan laut, modal yang sangat besar yang nyatabenarnya kita punyai, yang nyatabenarnya juga dapat membuat kayaraya negeri kincir angin. Yang sebenarnya, nyatabenarnya juga, dapat membuat kita lebih sejahtera.
Di sudut sebuah cafe yang sangat nyaman, cafe para saudagar. Seseorang duduk dengan tenang, menikmati coffee terbaik di dunia, matanya agak melamun…. Orang ini fokus.
Di sudut lainnya, seseorang sedang bekerja dengan notebooknya, juga dengan coffee terbaik, seringkali handphone-pergaulan sosialnya berdering, sambil mengetik dan bekerja, menyeruput coffee, tertawa terbahak di hp-nya, datang lagi kawannya, membaca dokumen yang disodorkan kepadanya, masih tetap sibuk dengan hp-nya, disela dengan memerintahkan sesuatu kepada temannya….. Orang ini multitasking.
Apakah Sekarang Anda Dapat Menduga, Akan Menjadi Apa Orang Yang Fokus Dan Orang Yang Multitasking Ini Dalam Kehidupan Mereka Selanjutnya? Lebih Luas Lagi, Apakah Anda Dapat Menduga, Akan Menjadi Apa Bangsa Yang Fokus Dan Bangsa Yang Multitasking Dalam Percaturan Dunia Abad Ini?
Gabungan dari aktualisasi individu, mewujud dalam aktualisasi bangsa. Jika aktualisasi bangsa kita tinggi, kita akan bergaul dengan bangsa makmur dengan menegakkan kepala. Kita akan dicari, dan kita akan mencari bangsa yang sama tingkat aktualisasinya dengan bangsa kita. Seperti itulah tabiat dunia……………..
22 Feb 2011. Selamat Mencari Sesama Anda. Salam Persaudaraan. Hilal Achmar.
23. METASCIENCE BANTAHAN TERHADAP KEBUTUHAN PADA PSIKOLOGI HUMANISTIK
Kebutuhan menurut metascience adalah, segala yang dibutuhkan dan urgensi adanya bagi tumbuh kembang seorang individu, serta kemajuan peradaban manusia di dunia. Ada 70 syarat yang seharusnya ada, agar terdapat percepatan tumbuh-kembangnya peradaban manusia. 70 syarat ini kita namakan sifat-sifat yang baik, begitu saja. Sifat yang baik ini sebagai berikut:
1. Sifat Pemberi. 2. Sayang. 3. Penguasaan. 4. Kesucian. 5. Selamat. 6. Kedamaian. 7. Penjaga. 8. Mulia. 9. Perkasa. 10. Megah. 11. Mencipta. 12. Kebebasan. 13. Pemaaf. 14. Penolong. 15. Ekonomi. 16. Pembuka. 17. Pengetahuan. 18. Mengembangkan. 19. Mengentaskan. 20. Pemacu. 21. Pendengar. 22. Pelihat. 23. Keadilan. 27. Kehalusan. 25. Kewaspadaan. 26. Penyantun. 27. Keagungan. 28. Penegakan. 29. Kederajatan. 30. Kesadaran. 31. Pemelihara. 32. Kuat. 33. Teliti. 34. Nalar. 35. Pengawasan. 36. Cukup. 37. Pengabulan. 38. Keluasan. 39. Kebijaksanaan. 40. Kecintaan. 41. Kebenaran. 42. Perlindungan. 43. Keterpujian. 44. Perhitungan. 45. Kepemicuan. 46. Pengadaan. 47. Keunikan. 48. Penguasaan. 49. Kepenentuan. 50. Pelopor. 51. Kelogisan. 52. Kemisterian. 53. Keterpeliharaan. 54. Kemurah-hatian. 55. Pengakuan. 56. Pemaaf. 57. Pengasih. 58. Teritorial. 59. Kebesaran. 60. Keadilan. 61. Kolektifitas. 62. Kaya. 63. Sosial. 64. Kemanfaatan. 65. Kepemimpinan. 66. Keindahan. 67. Mewariskan. 68. Kegeniusan. 69. Kesabaran. 70. Pendidik. Setelah mengetik ke 70 syarat sifat-sifat yang baik ini, yang ingin saya katakan adalah:
Semakin Banyak Individu Mempunyai Syarat Sifat Tumbuh Kembang, Semakin Tinggi Individu Akan Teraktualisasi.
Kebalikannya adalah, semakin sedikit individu mempunyai syarat tumbuh kembang dalam dirinya, semakin rendah kualitas aktualisasinya. Akan sulit menjadi pemimpin, apalagi, menyumbang untuk kemajuan peradaban manusia! Pertanyaan saya adalah:
Bagaimanakan Caranya, Agar Manusia Mempunyai 70 Sifat-sifat Baik Tersebut?
Caranya ialah, dengan menggunakan ke 70 sifat itu, kemudian mengimplementasikannya dalam hidup dan kehidupannya! Anda lihatlah berkeliling, mungkin dengan bersepeda dan mengobrol pada orang-orang di pangkalan, atau para pensiunan yang sering berada pada halaman rumah di pagi hari. Kalau anda mendapati, ada individu yang mempunyai banyak sifat-sifat yang baik itu, maka anda dapat menyaksikan:
Orang-orang Yang Mempunyai Banyak Sifat-sifat Yang Baik, Pasti Mempunyai Keberuntungan Yang Besar!
Ini berbanding terbalik dengan orang-orang yang mempunyai sedikit sifat-sifat yang baik.
Bantahan Saya Terhadap Abraham Maslow:
Menurut Abraham Maslow: Ada kebutuhan akan Harga Diri dan Penghargaan Dari Individu lain untuk mencapai aktualisasi.
Menurut Saya: Tidak ada kebutuhan akan harga diri dan penghargaan dari orang lain untuk mencapai aktualisasi. Kalau kita mempunyai syarat 70 sifat baik diatas, cukuplah diri kita sendiri menghargai pencapaian kita, dengan memakai sifat baik No. 8, Sifat Mulia. Anda dan saya sudah mulia kalau mempunyai 70 sifat baik itu!. Dan untuk orang lain yang tidak menghargai kita, kita memakai sifat baik No. 39. Kebijaksanaan dan No. 13. Pemaaf. Dengan menerapkan 70 sifat baik itu, jalan telah terbentang menuju aktualisasi. Beres!.
Menurut Abraham Maslow: Ada kebutuhan akan Cinta & Rasa Memiliki-Dimiliki untuk mencapai aktualisasi.
Menurut Saya: Maslow belum berpendapat intinya. Rasa senang memacu aktualisasi. Rasa Benci menghambat aktualisasi. Cinta dan rasa memiliki-dimiliki itu, hanya salah satu dari Rasa Senang. Saya pernah menulis, rasa itu hanya dua: Senang dan Benci. Cinta, bahagia, ceria, terpesona, sayang, rindu, takjub, butuh, bahkan aktualisasi adalah masuk dalam kategori rasa senang. Sedang iri, dengki, sedih, pilu dll, masuk dalam kategori rasa benci. Untuk mencapai aktualisasi, lebih cepat dengan memakai sifat No. 57 Pengasih, daripada mengharapkan cinta dan rasa dimiliki oleh orang lain!.
Menurut Abraham Maslow: Ada kebutuhan akan perlindungan dan rasa aman.
Menurut Saya: Tidak ada kebutuhan akan perlindungan dan rasa aman. Tentu, kalau balita dan remaja, saya setuju. Kalau pada fase dewasa, saya kira tidak. Dunia, bukanlah tempat yang aman. Kalau individu tidak mau bekerja, maka tunggulah kehancurannya. Kalau individu merasa ’dilindungi’ dan ’aman’, maka, tunggulah bahaya yang mengancam. Rasa tidak dilindungi, tidak aman, tidak seimbang, adalah baik. Jika individu sering berada dalam keadaan tidak aman, tidak dilindungi, tidak seimbang, misalnya dalam bidang financial, dan bidang lainnya, katakan saja dalam kondisi ’terdesak’ keuangan, maka kemungkinan besar daya-daya potensial yang ada dalam dirinya, akan menjadi energi yang luar biasa besar! Kita dapat menyaksikan bahwa, sebagian besar orang-orang terkaya di dunia, yang bukan karena warisan, pada mulanya adalah individu yang ’terdesak’ secara financial. Justru, rasa tiadanya perlindungan, tiadanya rasa aman dan keterdesakan, akan memacu aktualisasi. Yang saya ingin katakan adalah, bertentangan dengan Maslow yang membutuhkan perlindungan dan rasa aman, saya mengatakan:
Individu Membutuhkan Rasa Tiadanya Perlindungan Dan Rasa Tiadanya Rasa Aman, Untuk Mengaktifkan Energi Potensial Yang Ada Dalam Dirinya!
Menurut Abraham Maslow: Ada kebutuhan akan Lingkungan Eksternal Sebagai Pra kondisi bagi pemuasan kebutuhan, ialah kemerdekaan, keadilan, ketertiban, dan stimulasi.
Menurut Saya: Tidak ada kebutuhan akan Lingkungan Eksternal Sebagai Pra kondisi bagi pemuasan kebutuhan, seperti kemerdekaan, keadilan, ketertiban, dan stimulasi. Kalau anda tidak merdeka, anda dapat memakai sifat No. 6. Kedamaian, dan No. 12. Kebebasan. Saya akan ilustrasikan: Nelson Mandella, dia dipenjara, tidak merdeka, tidak diperlakukan dengan adil. Tapi beliau teraktualisasi! Bahkan lebih teraktualisasi dari anda dan saya, yang bebas dan telah diberi keadilan!
Kebebasan Lebih Menunjuk Kepada Ruhani Daripada Jasmani!
Untuk kebutuhan fisiologis, udara, air, makanan, rumah, istirahat dan seks, saya berpendapat sama dengan semua orang.
Menurut saya, Hirarki kebutuhan yang kita bahas ini, lebih sederhana, dan sudah agak lengkap uraiannya tentang 70 sifat yang baik. Dan yang lebih utama adalah mudah di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari menuju aktualisasi, sehingga kita dapat memperoleh Keberuntungan Yang Besar.
22 Feb 2011. Selamat Menempuh Keberuntungan Yang Besar. Salam. Hilal Achmar.
22. METASCIENCE TINGKAHLAKU TERBAIK
Dalam metascience, apa yang dimaksud dengan tingkahlaku manusia, singkatnya ialah: segala tingkahlaku, mulai dari berencana melakukan suatu tindakan, melakukan organisasi, melakukan koordinasi, meluangkan waktu untuk evaluasi implementasi tindakan, kemudian mempertanggungjawabkannya.
Tingkahlaku yang diamati, ialah segala tingkahlaku manusia, dalam segala bidang kehidupan, sosial, ekonomi, politik, kepemimpinan, sudutpandang, polafikir, idea, kecerdasan, kebiasaan, makna hidup dan sebagainya. Sudah umum diketahui, bahwa tingkahlaku manusia dipelajari pada beragam ilmu pengetahuan: sosiologi, politik, filsafat, psikologi, psikologi sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain, baik tingkahlaku individu, kelompok, atau tingkahlaku sosial dan interrelasi vice-versanya dengan tingkahlaku individu. Karena saya juga berada dalam bidang ilmu pengetahuan yang bertradisi timur, saya mengakui juga adanya tingkahlaku yang dipengaruhi oleh agama-agama dan berbagai aliran kepercayaan.
Di Indonesia secara umum, saya melihat, kesalehan dipakai sebagai penilaian tingkahlaku individu yang utama, terutama kesalehan transendental. Kesalehan horizontal, yang berkaitan dengan sosial-kemasyarakatan, saya duga tidak pada tempatnya saya bicarakan dalam posting ini.
Bahkan, segala tingkahlaku manusia Indonesia, sebagian besarnya, dijustifikasi dari kesalehan transendental. Kesalehan horizontal kemasyarakatan, rupa-rupanya, sedikit ambil bagian dalam penilaian tingkahlaku yang ‘baik’. Saya ambilkan satu contoh sederhana yang sering diungkapkan orang: walaupun ia banyak berderma dan menolong orang, sayang ia tidak pernah ke gereja, atau belum menjalankan sembahyang. Ini faktanya.
Dalam metatingkahlaku, kita berusaha mencari kebenaran yang nyatabenarnya, sebenarnya. Pertanyaan saya adalah:
Tingkahlaku Terpuji Apa Yang Seharusnya Ada Pada Diri Manusia?
Pertanyaan ini dalam rangka, penyerapan ilmu yang benar dan bermanfaat untuk diri manusia. Oleh karena, kita, bisa saja mempelajari segala bidang ilmu dan menguasainya, tanpa kita berkontemplasi, apa manfaatnya dari ilmu-ilmu tersebut.
Sebelum Mempelajari Suatu Ilmu, Tanyakan Lebih Dahulu Kepada Diri Anda, Manfaat Dari Ilmu Tersebut. Kalau Tiada Manfaatnya, Untuk Apa Kita Pelajari?
Selayaknya kita mencari, tingkahlaku apa yang seharusnya ada pada diri manusia, yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri, maupun masyarakat, dan sekali lagi yang nyatabenarnya, bagi kita dalam jalur ilmu pengetahuan tradisi timur.
Dalam waktu jeda saya, saya menemukan bahwa, tingkahlaku yang nyatabenarnya, yang seharusnya ada dalam tradisi timur, yang tidak menutup kemungkinan juga dalam tradisi barat, jika, pelopornya bertradisi Yahudi, adalah:
Kesalehan Transendental Dan Horizontal, Dimana Individunya Mau Diingatkan, Dan Selalu Mengingatkan Manusia Kepada Kehidupan Abadi.
Kehidupan abadi adalah metapengetahuan, manusia tidak mengetahuinya, dalam kondisi bagaimana dan seperti apa tempat manusia dalam kehidupan abadi itu, kecuali sedikit. Sampai saat ini, kehidupan abadi itu, dicoba untuk ditelusuri manusia secara science, maupun metascience. Secara metascience dengan teknik Perjalanan Keluar Dari Jasmani, suatu eksplorasi ruang-waktu dan jarak yang mengesankan. Sekali waktu, saya ingin mengupload thema ini dalam posting saya.
Satu lagi definisi situasi yang meta, yang nyatabenarnya ada di dunia:
Suatu Situasi Yang Jarang Dilihat Mata, Jarang Di Dengar Telinga dan Jarang Terlintas Dalam Hati, Kecuali Dalam Waktu Jeda Dan Kontemplasi.
19/02/11. Selamat Menjalankan Laku Tingkahlaku. Salam Meta. Hilal Achmar
020. METASCIENCE DERAJAT MANUSIA
Pangkat, Jabatan dan Kedudukan adalah imingan yang sangat menarik hati manusia. Ketiga imingan itu dapat anda kejar, atau, seketika anda diberi tatkala famili anda mencapai pangkat, jabatan dan kedudukan yang tinggi. Misalnya, anda tiba-tiba jadi menteri, karena presiden baru kebetulan kenalan anda.
Derajat manusia yang akan kita bahas, adalah derajat manusia secara universal, yang bisa dikejar sendiri oleh individu, dan tidak bisa diberikan oleh individu lainnya. Misalnya Hilal Achmar, Jendral Bintang Lima, Jabatan Panglima, Kedudukan dekat dengan Raja, dapat dianugerahkan Raja kepada Saya. Tetapi raja tidak dapat menganugerahkan saya : Hilal Achmar, Manusia Berderajat Tinggi!
Yang saya ingin katakan adalah, Derajat manusia, tidak dapat diberikan oleh individu, atau kelompok individu. Kita definisikan, mudahnya saja: Ketinggian Derajat Manusia, dianugerahkan oleh Tuhan.
Setelah beberapa posting, jelaslah, apa yang saya bahas adalah ilmu yang bertradisi Timur. Saya tidak antipati dengan ilmu yang berasal dari tradisi barat. Ilmu yang bertradisi timur, menurut saya, ilmu yang mengakui Tuhan Sebagai Sumber dari Segala Sumber, termasuk Ilmu Pengetahuan. Saya buktikan secara sangat sederhana: segala tindak anda dalam kehidupan anda sebagai orang timur, selalu terkait dengan Tuhan. Misalnya saja dalam facebook, GBU, Salam, sering ikut dalam status yang di upload. Dan contoh lainnya, seperti makan dan menjelang tidur, kita selalu ingat Tuhan, sebagai orang Timur.
Derajat yang tinggi, yang diakui secara universal, baik di negeri barat atau timur, dapat dicapai dengan banyak cara, dan tingkahlaku yang juga diakui secara universal. Saya akan memberikan satu dari banyak cara mencapai derajat yang tinggi.
JEDA
Jeda artinya berhenti sejenak. Coffee Break itu artinya berhenti sejenak dari kegiatan yang beruntun dalam satu hari. Contoh jeda, anda dengan santai duduk nyaman, sambil menikmati minuman dan penganan ringan. Boleh di Cafe, boleh di teras atau beranda rumah anda. Kemudian tanyakan pada diri anda sendiri pertanyaan berkualitas (rendah) ini. Anda mungkin punya pertanyaan yang berkualitas sangat tinggi.
1. Sesibuk apakah saya, sehingga tidak dapat jeda?. 2. Sarapan, lunch, semua nikmat. Apakah saya telah berterima kasih pada Tuhan hari ini?. 3. Apakah hari ini, atau tahun ini, saya telah banyak berguna untuk orang lain? Dan banyak pertanyaan lainnya.
Yang saya ingin katakan adalah: Bukan kerja smart, bahkan ditambah lagi dengan kerja keras dalam mengejar pangkat, jabatan, dan kedudukan yang menyebabkan anda berderajat tinggi…..
Justru, Dengan Jedalah, Yang Kelihatannya Santai, Anda Berkesempatan Mencapai Derajat Yang Tinggi.
Selamat Jeda. Salam. Hilal Achmar.
XIX. METASCIENCE: SUMBER PENGETAHUAN
Sumber pengetahuan Metascience berasal dari: 1. pancaindera jasmani, 2. berita yang benar, 3. pancaindera ruhani, 4. logika, 5. akalnalar, 6. intuisi, 7. Mimpi yang benar, dan 8. wahyu. Baiklah akan kita bahas satu persatu. Saya memberikan terminologi baru tentang klasifikasi intuisi, saya juga menambahkan terminologi mimpi yang benar sebagai sumber pengetahuan. Sebelum ini, science dengan tradisi barat tidak pernah menambahkan mimpi sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Kalau pada era 2.000-an anda memotret, kamera anda berisi film celluloid didalamnya. Sekarang, anda memotret dengan kamera digital, yang tidak ada lagi film celluloid didalam kamera anda. Kalau pada era 2000-an, ada tulisan mengenai kamera digital tanpa film, apakah kira-kira anda percaya begitu saja? Ternyata ada dua kebenaran dalam memotret, ialah dengan film celluloid dan dengan digital equipment! Yang saya akan katakan adalah, ada dua (jika anda sudah punya satu) kebenaran dalam global science, baik itu science maupun metascience. Kemudian, ada 2, atau 3, atau berapapun kebenaran dalam metascience. Banyak kebenaran itulah yang akan kita rujuk, untuk menjadi kebenaran yang kita yakini, hasil proses akalnalar, yang pastibenarnya. Yang saya ingin katakan adalah, saya akan buktikan jika anda berkenan, bahwa mimpi juga dapat sebagai sumber pengetahuan, seperti kamera digital sebagai sumber hasil foto anda. Mari kita kembali ke bahasan awal. No.1 sampai 3, tidak akan saya bahas, jika anda tidak menginginkan.
1. Pancaindera Jasmani: Perasa (Lidah), Pelihat (mata), Pembau (Hidung), Peraba (Kulit) dan Pendengar (Telinga). Pancaindera Jasmani, belum dapat dipercaya dalam menilai hasil explorasinya. Kalau anda melihat seseorang mengayuh sepeda tua, atau mengendarai mobil mewah, apakah ‘pasti’, pengayuh sepedan tua lebih miskin dari pengendara mobil mewah? Pancaindera Jasmani, tidak bisa memperoleh ‘kebenaran yang pastibenarnya’ dari info yang diinputnya. Informasi harus diolah lagi.
2. Berita Yang Benar yang berasal dari: a. Otoritas Absolut. b. Otoritas Kitab Suci. c. Otoritas Pembawa Agama. d. Otoritas yang berkompeten terpercaya. e. Konsensus Ilmuwan. f. Berita yang disaksikan banyak orang.
3. Pancaindera Ruhani: Estimasi, representasi, imajinasi, rekoleksi, retensi, dan bersitan/lintasan hati.
4. Logika: Logika, sifat inherent normanya adalah netral. Logika tidak dipengaruhi oleh norma moral, agama, hukum, dan segala norma apapun yang ada pada diri anda. 1+1=2, hasilnya dua tersebut adalah bebas dari segala norma. Ketika saya masih kuliah dahulu, ada sebuah diskusi yang salah satu themanya tentang: lebih tinggi manakah kedudukan antara logika dan intuisi sebagai sumber pengetahuan?. Semua yang hadir menjawab intuisi. Saya sendiri yang menjawab lebih tinggi logika! Kesimpulan diskusi adalah: Intuisi lebih tinggi dari logika! Saat itu mereka kira-kira, mengambil referensi dari pengalaman spiritual Einstein, bahwa intuisilah yang menuntun Einstein menemukan teori relativitasnya yang cemerlang. Saya mengerti kisah itu, tetapi saya tetap mengatakan, bahwa logika lebih tinggi. Sampai sekarang, di universitas di Indonesia masih mengajarkan bahwa, intuisi lebih tinggi dari logika. Karena themanya adalah: lebih tinggi manakah kedudukan antara logika dan intuisi, saya jawab logika. Itu jawaban yang saya tahu akan ditolak, walaupun saya memberi paparan. Pada saat diskusi itu terjadi pada era 80-an, saya mengetahui, bahwa: Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi, diantara logika dan intuisi. Keduanya berkedudukan sama sebagai ilmu pengetahuan. Dan yang lebih penting bagi kesadaran saya adalah:
Kadangkala logika mengungguli intuisi, kadangkala intuisi mengungguli logika, dalam mencapai kebenaran yang pastibenarnya.
5. Akalnalar: Manusia yang telah teraktualitas, menggunakan akalnalarnya untuk mencapai kebenaran yang pastibenarnya. Kebenaran yang pastibenarnya ini didapatkan dari olahfikir akalbudi-akalnalar, yang dipanjatkan semata untuk mencari kebenaran yang pastibenarnya, bukan kebenaran yang mungkinbenarnya. Kebenaran yang mungkinbenarnya, tidak berdayaguna mengembangkan dan meningkatkan kapasitas manusia secara general, dalam mendaki kualitas tertinggi kemanusiaannya. Baiknya sekarang saya akan memberikan ilustrasi sederhana:
Namanya XX. Seorang yang belum bekerja dan belum berpenghasilan, setelah ‘melihat & mendengar’ banyak kunci apa saja yang hilang, ‘menyadari’, bahwa ia ‘mungkin’ dapat memecahkan masalah ekonominya dengan menjadi ahli duplikat kunci. Setelah belajar dan membeli peralatan, ia kemudian membuka satu kios dan sukses membuka beberapa kios lainnya di lain tempat. Masalah ekonomi XX selesai, ia tangguh, sulit disaingi. XX menggunakan logika dan akalnalar untuk memecahkan masalah ekonominya.
Namanya YY. Seorang yang belum bekerja dan belum berpenghasilan, setelah ‘melihat & mendengar’ banyak kunci apa saja yang hilang, ‘menyadari’, bahwa ia ‘mungkin’ dapat memecahkan masalah ekonominya dengan membuat duplikat kunci, untuk mencuri. Setelah menduplikat kunci rumah orang, ia sukses juga membobol beberapa rumah orang. Masalah ekonominya selesai, ia licin, sulit ditangkap. YY hanya menggunakan logika untuk memecahkan masalah ekonominya. Ilustrasi ini telah umum diketahui, tetapi harap dicatat, ini bukan pendapat saya. Pendapat saya, adalah pendapat baru, yang tidak umum diketahui: YY juga telah menggunakan akalnalarnya! Saya akan buktikan dibawah ini, dalam pembahasan tentang intuisi.
6. Intuisi: Saya akan membahas terminologi baru tentang klasifikasi intuisi. Intuisilah yang bekerja, sehingga XX dan YY ‘menyadari’, bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan ekonominya, dengan tindakan yang berhubungan dengan kunci. Setelah menggunakan logika, XX menemukan dua kebenaran: menjadi pencuri atau bekerja sebagai ahli duplikat kunci. Dengan menggunakan akalbudi-akalnalarnya, akalnalarnya dipanjatkan melintasi ruang-waktu, yang kemudian memantapkan pilihannya untuk bekerja sebagai ahli kunci, daripada ahli mencuri. Ini adalah contoh intuisi yang pastibenarnya, yang dalam mencarinya, akalnalarnya tidak teresonansi dengan ‘kebenaran yang pasti salahnya’.
Setelah menggunakan logika, YY menemukan dua kebenaran: menjadi pencuri atau bekerja sebagai ahli duplikat kunci. Dengan menggunakan akalbudi-akalnalarnya, akalnalarnya dipanjatkan melintasi ruang-waktu, yang kemudian memantapkan pilihannya untuk menjadi ahli mencuri, daripada bekerja sebagai ahli kunci. Ini adalah contoh intuisi kebenaran yang pastisalahnya, karena akal nalarnya teresonansi, sehingga tidak mencapai kebenaran yang pastibenarnya. Resonansi dan mimpi yang benar, yang menghasilkan individu memilih kebenaran yang pasti salahnya, akan saya bahas, jika anda menginginkannya.
7. Mimpi Yang Benar: Paling tinggi kedudukannya sebagai salah satu sumber metascience.Ini salah satu pendapat baru saya dalam metascience. Saya akan membuktikannya jika anda berkenan. Jika anda ingin menguasai metascience, sering-seringlah bermimpi. 8. Wahyu. Tidak saya bahas.
16 Feb 2001. 10.02 WIB
Selamat Bermimpi. Salam. Hilal Achmar.
XVIII. METASCIENCE TINGKAHLAKU MANUSIA
Pada jalur science yang lain lagi, tingkahlaku manusia dipelajari dari tingkahlaku hewan. Itu karena Darwin menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Sekarang, ilmu itu akan membuat anda tersenyum. Pada jalur yang lain lagi, justru penelitian tingkahlaku manusia yang sakitlah yang banyak dipublikasikan. Pada jalur yang lain lagi, penelitinya berusaha mempelajari tingkahlaku manusia yang sehat. Penelitian ini sulit dilakukan.
Tingkahlaku Individu Dengan Penyesuaian Baik.
Singkatnya, individu ini selalu menyesuaikan tingkahlakunya dengan tingkahlaku orang, komunitas, atau masyarakatnya, agar tingkahlakunya sesuai dengan norma, agar ia tidak dianggap aneh apalagi sakit, padahal aneh, dan memang sakit. Saya akan memberikan ilustrasi.
Pada saat antri, orang tertib berdiri, padahal antrian mengular, berapa puluh kali lebih panjang dari ular terpanjang yang pernah ditemukan. Individu dengan penyesuaian tingkahlaku yang baik, akan berdiri terus-menerus dalam antrian, walaupun kakinya pegal bukan alang-kepalang. Kalau anda mengenal saya, saya tidak akan berdiri dalam antrian, saya akan duduk, walaupun di lantai! Apakah dengan duduk, ketika 500 orang orang berdiri dalam antrian, saya bertingkahlaku buruk?
Søren Aabye Kierkegaard, Bapak eksistensialisme, lahir 5 Mei 1813 di Kopenhagen, pasti akan senang sekali dan pasti matanya berbinar-binar, melihat saya duduk santai diantara 500 orang yang berdiri mengantri…… Eksistensialisme, telah menjadi salah satu bagian yang membentuk tingkahlaku saya, sejak saya kelas III SMP. Saya membaca lebih dahulu tentang eksistensialisme, mungkin lebih awal dari mahasiswa baru di fakultas psikologi, yang tidak berlatar belakang ilmu yang meta……….
Muhammad Badrul, seorang asal Sumatra Barat yang menjadi mahasiswa di MIPA pada tahun 80-an di UGM, mengejutkan saya dengan peribahasa asal daerahnya, yang saya akan ilustrasikan dibawah ini:
Jika Dikurung, Kita Di Luar.
Bayangkan anda dan sekelompok orang, dikurung oleh sebuah tali lasso, yang dapat dikencangkan. Ingatlah peribahasa dari Sumbar itu. Anda harus berada diluar! Bagaimanapun caranya. Kalau perlu, sudah berada diluar, ketika kelompok orang yang lain baru sadar mereka sebenarnya telah terkurung tali lasso! Yang saya ingin katakan adalah, kita berada diluar, karena kita ingin bebas dari kesulitan. Kita juga menghormati, kebebasan memilih dari kelompok orang yang terkurung itu. Hanya kita tidak mau mengikuti, dan berpenyesuaian baik terhadap tingkahlaku yang akan merugikan kita itu!
Ketika Dihimpit, Kita Di Atas.
Jika anda lengah, dan telah terkurung, dan tali lasso itu mulai dikencangkan, sehingga mulai menghimpit anda dan semua yang terkurung, anda harus berada di atas! Supaya anda bebas bernafas. Bebas dari segala kesulitan. Anda tidak boleh berpenyesuaian baik, terhadap segala yang merugikan, baik itu terhadap kelompok yang lima M, maling, minum, main judi, main perempuan dan madat narkotika. Atau ideologi yang mengakali manusia, agar manusia menjadi seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Atau manusia hipokrit, yang rela dijerat kemiskinan dan kebodohan……..
Yang saya ingin terakan adalah, Local Genius yang kita punyai, tidak kalah dengan Søren Aabye Kierkegaard sebagai Global Genius, dalam menerangkan kebebasan, sebagai substansi Eksistensialisme………
Wahai Muhammad Badrul, yang sudah 23 tahun tidak lagi bertemu dengan saya, dan para penerus local genius, saya berterima kasih kepada anda sekalian. Seperti kebiasaan saya, mungkin post ini diedit lagi…
Salam Lokal Genius! Hilal Achmar.
XVII. METASCIENCE SANG PEMENANG
Mohon maaf, posting saya memang ditulis dengan tidak mengindahkan kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Saya memang tidak dalam tugas menulis buku bukan? Ini adalah posting yang ke 17.
Semua orang mendambakan menjadi Sang Pemenang dalam segala bidang yang digelutinya. Psikologi menyatakan, bahwa manusia dapat berkembang kesegala arah, dengan persiapan yang matang. Untuk dapat berkembang kesegala arah, kita memang harus menuntut diri kita yang keras-keras…………
Kegagalan, seringkali dialami individu yang tidak keras menuntut dirinya.
Saya ingatkan kembali tentang kapasitas yang dipunyai seorang individu dalam pembelajaran, dan kapasitas diri kita sendiri, dalam mencapai kondisi yang kita inginkan. Saya senang main catur, seringkali menjadi juara, baik perseorangan atau beregu, karena saya mengetahui, dibidang caturlah saya dapat menjadi juara!
Anda tidak perlu bertarung di ring tinju untuk menjadi juara.
Tapi, anda harus bertarung dibidang lainnya, yang memungkinkan anda menjadi juara! Sampai berusia 30 tahun, saya masih bertarung untuk mendapatkan gelar juara catur, terlebih lagi untuk memperkokoh sisi psikologis saya.
Bapak saya menjuluki saya Si Kura-kura. Siapa binatang tercerdik dalam fabel Indonesia? Kancil? Salah. Yang tercerdik adalah kura-kura. Dalam seluruh Fabel tentang Kancil, hanya kura-kura yang dapat menandingi kecerdikan kancil. Inilah kisahnya:
Kancil yang langsing dan cepat, menantang kura-kura untuk balapan lari. Kura-kura setuju. Esok harinya, pertandingan diselenggarakan. Kura-kura berkata pada kancil di garis start, bahwa ia akan berlari di balik semak, karena malu, dirinya sangat lambat (dasar lelet!). Kancil setuju, karena pasti menang! Padahal, banyak kura-kura telah berbaris dari garis start sampai finish. Ketika pertandingan dimulai, kancil lari sekuat tenaga, tapi kura-kura itu selalu muncul didepannya, untuk masuk kembali ke semak. Sampai 10 langkah kancil mendekati finish, keluarlah kura-kura yang berada dibaris terdepan, 2 langkah dari garis finish. Satu langkah, dua langkah, maka kura-kura melewati garis finish lebih dahulu dari kancil. Kura-kuralah Sang Pemenang. Yang saya ingin katakan adalah:
Untuk menang, Selain Visi dan Misi, Anda Harus Ahli Taktik & Ahli Strategi. Pertarungan Sebenarnya Adalah Pertarungan antara Taktik & Strategi. Itulah Yang Akan Mengantarkan Anda Menjadi Sang Pemenang.
Salam Strategi. Hilal Achmar