Lifestyle
58. Happy Birthday To Wati
45. KEBAHAGIAAN
Apakah Kebahagiaan itu? Masing-masing individu berbeda-beda dalam mendifinisikan kebahagiaan. Anda mempunyai definisi sendiri, demikian juga saya.
Dugaan Tentang Kebahagiaan.
Individu mempunyai dugaan tentang kebahagiaan, kemudian membuat petanya. Tidak ada yang salah tentang dugaan kebahagiaan itu. Dugaan tentang kebahagiaan itu karena kita:
1. Melihat: Kita melihat adanya: Rumah yang bagus, mobil, pesawat, pasangan yang serasi, agamis, spiritualis, pekerjaan yang baik dlsb.
2. Berfikir: Kemudian kita berfikir, alangkah bahagianya, kalau kita mempunyai dan berada dalam kondisi yang kita lihat itu.
3. Perasaan: Kemudian kita akan merasa, bahwa kita dapat mencapai lebih dari yang kita lihat dan rasakan itu.
Peta kebahagiaan yang tertanam dalam jiwa kita, universal akibat kita melihat, berfikir dan merasa. Tetapi, petanya sendiri tidak universal. Suku bangsa yang hidup di gurun, sangat bahagia kalau setiap hari kiranya dapat menjumpai air di oase pada padang sabana atau steppa. Mereka tidak membayangkan Mobil! Beda kan dengan anda yang hidup di khatulistiwa?
Yang ingin saya katakan adalah,
Gambaran Peta Kebahagiaan Berbeda Diantara Individu.
Peta Kebahagiaan Yang Kita Tuju Itu, Adalah Peta Kebahagiaan Yang Kita Buat Berdasarkan Apa Yang Terlihat Oleh Mata, Terbersit Dalam Fikiran Dan Terlintas Dalam Hati, Yang Kita Anggap Membahagiakan.
Oleh sebab itu, perlulah kita ‘melihat’ lebih jeli, ‘berfikir’ dengan jeli dan ‘menyaring’ apa yang terlintas dalam hati. Orang tua yang bijak, akan membawa anak-anaknya melihat hal yang indah-indah, supaya anaknya terpacu berfikir dan merasakan, kemudian, memberikan referensi untuk persepsi anak-anaknya. Begitu juga pemimpin dan siapa saja hendaknya.
Untuk Mendapat Kebahagiaan, Anda Harus Bayar!
Ya, jika anda ingin mendapat kebahagiaan, anda harus membayarnya, dengan waktu, tenaga, fikiran dan uang anda! Jika anda duduk-duduk saja seharian, kebahagiaan tidak akan menghampiri anda. Jika anda bekerja demi diri anda sendiri, menggunakan waktu, tenaga, fikiran dan uang anda untuk diri anda sendiri, memang tidak ada salahnya, (sebagai derivat pengajaran Machiavelli), anda bisa bahagia juga, tetapi sesaat saja. Untuk mendapatkan kebahagiaan berdurasi panjang, anda harus membayarnya.
Anda harus membeli berlian untuk mendapatkan kebahagiaan berdurasi panjang, alih-alih membeli cincin imitasi yang menghasilkan kebahagiaan berdurasi pendek.
Kebahagiaan Berdurasi Panjang.
Kebahagiaan yang berdurasi panjang dihasilkan dari pencapaian individu yang berkaitan dengan spiritualitas. Bahkah, pengikut-sertaan elemen spiritualitas dalam mencapai kebahaiaan, adalah the only way untuk mencapai kebahagiaan yang berdurasi panjang! Apalagi, pencapaian itu tidak menghitung untung ruginya, dengan dikeluarkannya biaya, waktu, tenaga, dan fikiran kita. Misalnya anda menolong orang sakit, dan anda mengeluarkan biaya yang banyak untuk kesembuhannya. Anda tidak menghitung untung ruginya. Jika si sakit itu sembuh total, anda akan mendapatkan kebahagiaan yang berdurasi panjang, setiap kali melihatnya dalam keadaan sehat. Yang saya ingin katakan adalah:
Semakin Lama Dan Tinggi Tingkat Pengorbanan & Spiritualitas, Semakin Tinggi Juga Tingkat Kebahagiaan Yang Tercapai.
Kebahagiaan Berdurasi Pendek.
Contohnya membeli cincin imitasi diatas.
Kebahagiaan yang tidak nyatabenarnya Berdurasi Panjang Yang Disesali.
Kebahagiaan yang tidak nyatabenarnya ini juga anda harus bayar dengan waktu, tenaga, fikiran dan uang anda! Misalnya, anda yang diatas nilai rerata, punya pacar dengan nilai nilai diatas rerata juga, kaya dlsb yang menyenangkan mata dan hati, dan sangat baik kepada anda, menuruti segala apa yang anda inginkan. Setelah 6 tahun berpacaran dan merasa sangat bahagia, tiba-tiba anda menyadari, bahwa jalan yang anda lalui berdua ternyata keliru! Jadi, 6 tahun itu anda mendapat kebahagiaan tidak nyatabenarnya, yang anda bayar juga, dan pada akhirnya anda sesali. Keliru dalam hal apa, ya apa saja….anda fikir sendiri saja ya………….
Kebahagiaan Yang Tidak Nyatabenarnya Berdurasi Pendek Yang Disesali.
Hari ini anda bertemu kawan, rasanya bahagia sekali. Pada akhir pertemuan, bisa saja anda menyesali pertemuan itu bukan? Bahkan, penyesalan yang menyita waktu yang panjang sekali.
Kebahagiaan Yang Tidak Nyatabenarnya Dan Kebahagiaan Yang Nyatabenarnya, Keduanya Sama: Anda Harus Bayar Untuk Mendapatkannya!
Setelah mengetahui tentang bagaimana jiwa secara Automatic mempuat peta kebahagiaan, pertanyaannya adalah:
Mengapa Ada Individu Yang Merasa Tidak Bahagia Dalam Kehidupannya?
Karena, memang pada dasarnyalah manusia tidak logis! Misalnya, ada individu yang Ingin bahagia, malah pindah ke puncak gunung yang sunyi, bikin gubuk, ingin tenang dan mau semedi atau bertapa, karena menurutnya, dan yang diyakininya, menurut apa yang ia baca dan dengar: kebahagiaan adanya dalam hati! Lha, memang di puncak gunung ada apa? Kalau di puncak gunung ada kebahagiaan, puncak gunung dimanapun adanya tentu sudah dipenuhi orang!. Mungkin maksud individu itu, kebahagiaan ada dalam hati, jadi dia mau cari yang gratis! Tengak-tengok di puncak gunung sendirian….
Nyatabenarnyalah Bahwa Tidak Ada Kebahagiaan Yang Gratis!
Mengapa ada statement yang menyatakan, bahwa kebahagiaan adanya di dalam hati? Saya katakan, itu tidak berdasar. Mengapa mereka membuat statement itu? Karena mereka tidak mengetahui bahwa:
Kebahagiaan Itu Terukur!
Anda tahu ukurannya? Ukuran yang sederhana seperti ini: Andai Ada individu yang berwajah susah, kelihatan susah, cemberut, matanya bermusuhan, lalu ketika ditanya, apakah dia bahagia dengan kondisinya? Ia menjawab: Kebahagiaan adanya dalam hati. Saya bahagia! Walaupun kondisi saya seperti ini, saya bahagia. Orang kaya, sarjana, punya pasangan cantik, belum tentu bahagia bukan…… (kata dia!). Apa anda percaya kata dia, yang berwajah susah itu!? Tentu tidak bukan? Apalagi kalau anda mengetahui ada ilmu yang berbicara tentang:
Human Development Index
Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, berkembang atau terbelakang, dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Jadi, pendidikan, standar hidup, kualitas hidup, dapat dibandingkan dapat diukur, makanya terukur!. Dan tentunya, kualitas hidup berbanding lurus dengan kebahagiaan.
Saya berharap, ketika orang masih mencari dimana letak kebahagiaan, apa yang disebut bahagia, saling berdebat, saling bersitegang dengan self-defence-nya sendiri-sendiri, kita mulai menghitung dan mengukur kebahagiaan itu. Itu NyataBenarnya.
Selamat Berbahagia Di Hari-hari Bahagia Anda, Dahulu Anda Sudah Membayar Untuk Kebahagiaan Yang Anda Nikmati Sekarang….
Salam Giat Membayar! Yang Gratis…. Kualitasnya Jelek…… Hilal Achmar.
08 June 2012
39. HILAL ACHMAR
Notice
If you want to invite Hilal Achmar as a Speaker Of Definitely True Knowledge, please do not hesitate to contact me.
Hilal Achmar
Ph: 0813 156 966 76 SMS ONLY!
Please SMS only, and please understand, I can not receive calls, due to my duties as speaker. My staff will call you back soon.
Thank you. Hilal Achmar
35. BINTANG PEMBIMBING
Semasa saya kecil dan remaja, saya fikir, Bintang Pembimbing saya adalah Pengetahuan. Maksud saya adalah, saya mencintai pengetahuan lebih dari segalanya. Pada saat saya remaja, saya tidak mencintai gadis sampai saya tidak dapat tidur misalnya. Saya mencintai pengetahuan, sampai saya tidak dapat tidur, karena saya ingin cepat-cepat menguasainya. Lalu saya menemukan hukum:
Jika Individu Mencintai Pengetahuan, Maka Pengetahuan Akan Mencintainya
Maksudnya adalah: Jika anda mencintai pengetahuan, maka pengetahuan itu akan datang melimpahi anda, sehingga, pengetahuan anda dalam kuantitas dan kualitas yang cukup untuk hidup.
Ada juga individu, yang Bintang Pembimbingnya pada saat remaja adalah cinta. Jadi, dorongan untuk tumbuh kembang itu, adalah cinta, baru pada saat dewasa adalah pengetahuan. Saya kebalikannya, baru pada saat awal dewasalah, Bintang Pembimbing saya adalah cinta. Semua jalur tidak ada masalah.
Yang Bermasalah Adalah: Jika Anda Tidak Mempunyai Bintang Pembimbing!
Saat anda dewasa, cinta tidak lagi menjadi prioritas utama yang menjadi Bintang Pembimbing anda. Kalau saat dewasa, anda masih mengikuti rasa cinta sebagai Bintang Pembimbing anda, maka anda akan kehilangan akal nalar anda untuk:
1. Memilih Pasangan Anda. 2. Memilih Cara Hidup Anda. 3. Memilih Pekerjaan Anda. Dlsb.
Yang saya ingin katakan adalah:
Pengetahuanlah Yang Akan Menjadi Bintang Pembimbing Anda Ketika Anda Mulai Beranjak Dewasa.
Begitulah saya hidup, karena orang tua saya berpesan, bahwa sesiapa yang tidak berpengetahuan, akan dilindas oleh zaman. Sekarang saya mengerti benar, mengapa orang tua saya memberikan saya buku, sampai saya tidak punya lagi waktu, untuk bermain bersamamu, temanku, waktu kita sekolah dulu………..
Salam Sok Tahu. Hilal Achmar
01 Juni 2012. 11.37
28. METASCIENCE: METAMANUSIA
Sebenarnya kita semua adalah manusia yang meta atau katakan saja metamanusia. Sayangnya, tidak semua manusia mau mengakui, bahwa dirinya adalah metamanusia, yang terdiri dari 2 bagian besar: Raga dan Sukma. Kalau kita mengakui adanya meta dalam bentuk sukma dalam diri kita, untuk mempelajari dan mengerti tentang sukmadiri, apakah dapat dipelajari dengan science? Ya, satu bagian, bagian tingkahlakunya. Satu bagian yang lain, hakikatnya, tidak bisa dipelajari dengan science, maka, metascience memberi jalan untuk mempelajari hakikat sukma. Saya akan memberikan ilustrasi: Mempelajari tingkahlaku makan untuk jamuan makan malam resmi pada syukuran teman yang menjadi profesor, tentu anda akan mematut pakaian apa yang harus anda kenakan, dimana anda harus meletakkan tas, bagaimana selayaknya mempergunakan sendok-garpu-pisau, dan bagaimana cara mengunyah yang sopan, adalah tingkahlaku makan. Sedangkan hakikat makan adalah: Untuk Hidup!
Sekarang, kalau kita mempelajari manusia, kita mempelajari tingkahlaku raganya, tindakannya, ideanya, yang bisa kita ‘lihat’ dan eksplorasi. Sedangkan hakikat manusia adalah: Sukmanya! Maka, ada ahli yang mengatakan, bahwa kita adalah Manusia Langit (keren juga ya..).
Kita di Indonesia, hidup & berkehidupan dengan (secara tidak sadar), menganalisa tindakan kita sebelum bertindak, apakah tingkahlaku kita sesuai dengan ajaran spiritual yang meta. Misalnya, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua, atau orang yang lebih mempunyai jabatan, kekuasaan dan kaya, untuk tidak menyinggung ‘ketuaannya’ atau ‘kekayaannya’ otomatis, kita bertingkahlaku sopan dalam berbicara. Artinya apa?
Masyarakat Timur Lebih Mengedepankan Sukma Dari Raga, Walaupun Belum Sepenuhnya Disadari.
Sayangnya, tingkahlaku yang baik itu, tidak sepenuhnya disadari.Apa yang anda fikirkan sehari-hari? Bekerja, mencapai karir yang anda inginkan, mempunyai uang banyak, berharap hari per-hari anda mendapatkan keberuntungan, membangun rumah yang nyaman. Orang tua menganggap anda sedang mengembangkan diri. Rupanya, definisi ilmu pengembangan diri, telah sedikit bergeser artinya dalam masyarakat kita.
Menurut Saya, Pengembangan Diri Lebih Tertuju Untuk Sukma
Dalam mengembangkan kelayakan kehidupan kita, kita tidak boleh lupa mengembangkan sukma kita. Saya ingin bertanya, jika anda telah mengembangkan kehidupan, sehingga anda telah diindisikan makmur, dengan indikator yang ada dalam lingkungan anda, seberapa maju anda telah mengembangkan sukma anda? Darimana indikatornya? Semuanya hanya anda yang tahu, baik perkembangan sukma anda maupun indikatornya. Dan itu bergantung seberapa banyak anda mempunyai referensi, kevalidan referensi, dan arah pengembangan yang ditunjukkan oleh referensi anda tersebut.
Dalam Perkembangannya, Kala Semakin Tua, Raga Semakin Renta, Sedangkan Sukma Semakin Bijaksana.
Pada akhirnya, raga akan semakin tua renta tidak berdaya, sukma semakin pikun dan pelupa. Inilah yang manusia selalu ingin mencegahnya, selalu ingin lari dari tuarenta tak berdaya. Untuk mengetahui apakah referensi anda valid tentang pengembangan sukma dan memberi arah yang benar, kalau telah tuarenta, dan ingin mengetahui apakah sukma anda telah bijaksana atau belum, apakah indikatornya?
Mengingat Kematian! Yang Manusia Selalu Lari Darinya!
Dari uraian diatas, yang ingin saya katakan adalah, benar bahwasanya manusia ada yang menjalankan kehidupan spiritual dalam tingkahlakunya, tetapi, kehidupan spiritual itu tidak sepenuhnya disadari, timbul akibat refleks tingkahlaku, yang pernah dilakukan ribuan kali. Atau yang semakna, tingkahlaku yang bersifat spiritual itu, lebih berasal dari akal logika atau meniru tingkahlaku individu/masyarakat, daripada berasal dari sukma, yang memujud dalam akalnalarbudi. Ilustrasinya adalah: Anda meniru hidangan sirloin steak dari resto bintang lima. Cara menyajikan dan cutting dagingnya telah benar. Tapi rasanya: Tidak karuan. Bahkan: Tidak karu-karuan…… Yang saya ingin katakan adalah:
Duplikasi Tingkah Laku, Tidak Ada Manfaatnya Dalam Perkembangan Sukma! Perkembangan Sukma Hanya Dapat Dilakukan Dengan Memberi Tahu Sukma Tentang Tingkahlaku Yang Nyatabenarnya!
Itu salah satu kritikan tentang behaviourisme. Oh, bukan. Behaviourisme kan tidak membicarakan spiritual ya.. Untuk menjadi metamanusia, kita harus mendidik sukma kita. Mengapa saya katakan mendidik? Karena sukma dan raga kita ini, sudah ada yang ready for use, ada yang belum. Template yang ada pada sukma itu, belum ready for use, untuk mencapai kapasitas maksimalnya, masih harus diberdayakan/dilatih. Begitu juga dengan tangan, sudah ada, tetapi belum ready for use untuk mencapai kapasitas maksimalnya.
Anda harus melatih tangan anda untuk memukul bola golf, agar bola tidak melayang kemana-mana….. Begitu juga, anda harus melatih sukma, agar sukma tidak tertinggal perkembangannya……..
Kemudian ada Sukma yang lainnya lagi. Ialah, Sukma yang berasal dari SMA IIIB Yogyakarta. Oh, ini tidak saya bahas. Beliau teman saya yang terbaik. Walaupun saya bertingkahlaku dengan ‘penyesuaian tidak baik’, Beliau ‘rela’ menyapa saya… Soalnya… lebih banyak kawan putri yang ‘tidak relanya menyapa saya…’ (Serem kali ya..). Se itu saja saya bahas yaa..
28 Feb 2011. Selamat Menempuh Metamanusia Baru. Salam Sukmagurujati. Hilal Achmar.
27. METASCIENCE HYPNOTIC AND SELF-HYPNOTIC
Definisi tentang hipnotis dan self-hipnotis ada banyak. Yang kita akan bahas adalah state/keadaan hipnotis dan atau self-hipnotis itu sendiri. Sebagaimana biasanya, kita akan membahas, sebagaimana intinya, hakikatnya dan dasarnya.
Keadaan hipnosis adalah suatu keadaan individu/banyak individu, yang alam bawahsadarnya diinduksi oleh individu/banyak individu, sehingga sang individu, dengan panduan ahli hypnose, dapat mengikuti segala perintah sang ahli, atau menampilkan segala yang ada dalam alam bawahsadarnya. Contohnya sudah banyak di TV, sehari-hari, hipnotisme bisa dilakukan untuk kejahatan, dengan berita di koran: orang digendam.
Selfhipnotis adalah individu dengan kekuatan akalnalarbudi-nya, menghipnotis dirinya sendiri, agar mencapai segala sesuatu yang diinginkannya.
Contohnya adalah: Jika anda ingin menjadi pemimpin di kantor anda, anda harus menghipnotis diri anda sendiri, agar tujuan anda tercapai. Tentunya, pada kantor yang ada indikator kinerjanya. Pada kantor yang kenaikan jabatan dan pangkat diberikan karena lamanya anda bekerja, anda tidak usah menghipnotis diri, lihat saja kalender. Menghipnotis diri, adalah usaha anda dalam metascience, dalam hal ini menjadi pemimpin di kantor anda. Kalau anda pernah mengikuti pelatihan kepribadian atau kepemimpinan, akan lebih banyak lagi hasilnya. Metascience, agak sedikit lain metodenya, yang kelihatannya tidak berkaitan langsung dengan tujuannya.
METODE SELF-HIPNOTIS
1. Biasakan bangun pagi hari, antara jam 3.00 atau jam 4.00 pagi. Apa ada hubungannya bangun pagi untuk jadi pemimpin? Ada. Pada jam 3 atau 4 pagi itu, manusia di lingkungan anda belum banyak yang bangun, atau malahan, anda sendiri yang bangun, yang lainnya masih tidur. Pada kondisi seperti ini, jangan ada video-audio. Apa yang terjadi? Anda tidak bisa bicara kepada siapapun, tetapi fikiran anda tidak pernah berhenti ‘berbicara’ bukan? Kepada siapa fikiran anda berbicara? Kepada alambawahsadar anda. Yang ingin saya katakan adalah:
Bangun Pagi Adalah Salah Satu Jalan Memasuki Alambawahsadar.
Kemudian, pada pagi yang sunyi itu, anda katakan pada alambawah sadar anda: Saya Pemimpin Di Kantor Saya. Berulangkali, sampai anda merasakan, anda benar-benar telah menjadi pemimpin dikantor anda, mempunyai kekuasaan memerintah, mengambil keputusan, dan mempunyai banyak bawahan. Walaupun sebenarnya anda belum menjadi pemimpin. Lakukan hal ini berulangkali, sampai anda merasa mampu menjadi pemimpin yang sesungguhnya.
2. Rubah Tingkahlaku Anda. Anda harus berfikir yang nyatabenarnya, dengan menggunakan akalnalarbudi, bukan hanya logika. Anda harus menerapkan 70 sifat baik yang pernah saya posting sebelumnya. Perubahan tingkahlaku ini sampai soal makan-minum-tidur. Makan dan minum jangan berlebihan, lambung diisi kira-kira, sepertiga untuk makanan 1/3 untuk minuman dan 1/3 lagi dikosongkan, supaya dapat bernafas dengan bebas. Jika kita mengurangi makan, justru tubuh kita akan panas dalam keseharian kita, dan ini berhubungan dengan kegiatan akalnalarbudi. Keterangan tentang ini, tidak saya bahas. Yang jelas adalah, jika kita terlalu kenyang setiap hari, akalnalarbudi kita tidak dapat bekerja dengan sempurna. Begitu juga jika terlalu banyak tidur.
3. Berlatih Melihat. Telah saya katakan pada beberapa posting terdahulu, bahwa cara kita melihat dengan pandangan tidak fokus, seperti melamun atau berfikir, dimana sudut pandang ke kiri dan kanan menjadi melebar, akan membawa ‘penglihatan’ kita lebih cermat, sehingga kita dapat melihatcermat. Cara melihat seperti ini, adalah salah satu jalan untuk memasuki alambawahsadar yang paling mudah dan sederhana.
4. Memberi Bimbingan Dan Informasi Kepada Alam Bawah Sadar. Alambawahsadar, berkecenderungan buruk jika tidak diberi bimbingan. Juga berkecenderungan ‘pura-pura tidak tahu’ kalau tidak diberikan informasi ulang, padahal, sebenarnya, alambawahsadar itu ‘tahu’. Contohnya: Alambawahsadar anda, tidak pernah memacu anda untuk menjadi pemimpin di kantor anda, ‘pura-pura tidak tahu’, padahal, sebenarnya ia (katakan saja alambawahsadar itu satu pribadi) ‘tahu’ bahwa anda bisa dan mampu untuk menjadi pemimpin di kantor! Kemudian, jika anda akan menjadi seorang pemimpin yang berguna dalam mensejahterakan sebagian umat manusia, maka alam bawahsadar anda akan menentangnya, dan menghambat anda! Maka alam bawah sadar, perlu kita beri bimbingan dengan memberinya informasi berkali-kali, bahwa: Saya Pemimpin Di Kantor Saya. Pada setiap pagi yang sunyi itu………… Artinya, kita berkomunikasi dengan alambawahsadar kita, dengan bahasa yang mudah dimengerti, tidak panjang lebar.
5. Meningkatkan Kapasitas Alambawahsadar. Artinya, kita membimbing alambawahsadar kita, supaya ‘tahu’, terhadap persoalan yang ia pura-pura tidak tahu! Dan akhirnya, kita dapat membimbingya untuk mengetahui segala informasi, berkaitan dengan tujuan hidup kita, pada posting terdahulu: Bahagia Di Dunia Dan Akhirat! Hey bawahsadar… jangan pura-pura tidak tahu lagi ya….. Kira-kira begitu kita katakan kepada-nya……….
6. Aplikasi, Pencapaian Dan Evaluasi. Aplikasikanlah 70 sifatbaik itu dengan berfikir dengan akalnalarbudi yang nyatabenarnya, berkata benar dan bertindak benar dalam kehidupan anda di kantor dan di mana saja. Kemudian, bertingkahlakulah sebagai BOSS betulan di kantor anda, bukan BOSSY! Ada dua tingkahlaku yang cepat mendudukkan anda di kursi BOSS. Pertama bimbinglah karyawan lainnya, dan kedua, bantu karyawan dan perusahaan menyelesaikan persoalannya. Walaupun belum menjadi BOSS sungguhan, kwalitas anda sekarang adalah kwalitas BOSS sungguhan. Tinggal tunggu waktu dan syukurannya saja anda jadi boss sungguhan………………. Jika sudah/belum menjadi boss, evaluasi saja dipagi nan sunyi, bersama kawan baru anda, si alambawahsadar…………
7. Tugas Baru Untuk Alambawahsadar. Jika anda sudah jadi pemimpin, boss di kantor anda, beri tugas baru pada alambawahsadar anda. Katakan padanya: Saya Mempunyai Kantor Cabang Di Tujuh Provinsi. Seperti biasanya, memberi informasi, padahal, satu pun anda belum punya kantor cabang. Seperti biasanya juga, alambawahsadar anda ‘pura-pura tidak tahu’, bahwa anda bisa dan mampu! Ketika anda telah mempunyai tujuh kantor cabang, beri tugas kepadanya, untuk mendukung anda membuka kantor cabang di seluruh provinsi! Kawan, jelaslah sudah, itulah maksudnya kita menghipnotis diri kita sendiri….. Beressssss………….
Selamat Menghipnotis. Salam Kita Menghipnotis Kita . Hilal Achmar
26. METASCIENCE PEMERINTAHAN
Pemerintah yang ‘seharusnya’ ada dalam negara-negara di dunia adalah, sekelompok orang, yang mempunyai kapasitas sebagai negarawan, yang mendapat legalitas dari bangsanya. Contoh negarawan dari Indonesia adalah Sang Maha Patih Gajah Mada, dari kerajaan Majapahit (Girindra Wardhana), yang bercita-cita menyatukan Nusantara, dan tidak akan memakan palapa sebelum cita-citanya terwujud. Negarawan dapat kita artikan saja, ialah manusia yang mempunyai banyak ilmu yang berguna, baik bagi dirinya maupun yang lainnya, dan terampil bekerja dengan ilmu yang dimilikinya, visioner, dipercaya, sehingga bangsanya mau mewujudkan visi masa depan yang diperlihatkannya.
Visi Pemerintah yang seharusnya ada adalah: Kita Akan Sejajar Dengan Negara-negara Makmur / kaya. Jika demikian maka Misi Pemerintah adalah memberdayakan rakyatnya dalam segala bidang, sehingga dapat duduk sejajar dengan negara-negara makmur. Bagaimana misi ini dicapai? Dengan membuat individunya otaknya pintar, badannya sehat, dan sakunya penuh. Tiga saja dulu, saya kira cukup.
1. Membuat Individu/Rakyatnya Berotak Pintarcerdik.
Strateginya adalah: Rupanya harus ada menteri/Kementrian Urusan Globalisasi dulu! Globalisasi adalah: Individu/Rakyat di suatu negara, saling bersaing dengan Individu/Rakyat dari negara lainnya. Misalnya, seorang dokter di Indonesia, harus bersaing dengan dokter lainnya di….. seluruh dunia… (Wah…. beratnya…….. ). Juga seorang petani kedele, harus bersaing dengan petani kedele dari seluruh dunia, misalnya dari hasil panen per hektar, kecerahan warna kedelai, kandungan proteinnya dan sebagainya. Memang berat. Tapi kita senang kan ada era globalisasi! Senang ada era globalisasi, tanggungjawabnya adalah harus juga senang bersaing, kalau tidak, kita akan jadi bangsa pinggiran atau orang pinggiran. Kapan-kapan, anda yang pandai globalisasi, usul pada presiden, agar anda jadi mentri globalisasi. Malah banyak kerjaannya: Iklim Global yang menggagalkan banyak panen, baik padi maupun mangga, migrasi global, perdagangan global, supaya tidak diakali terus oleh bangsa-bangsa yang pintar………………………….
Membuat individu pintar, tidak ada cara lain, selain dengan pendidikan. Pendidikan juga harus dipilih yang mempunyai realitas baru, bukan realitas lama, yang lambat menghasilkan kemajuan bangsa.
Realitas Baru Vs. Realitas Lama Dalam Pendidikan
Realitas Baru dalam pendidikan adalah: Pendidikan yang mengacu pada pendidikan apa yang dibutuhkan dalam memberdayakan masyarakat, supaya sejajar dalam persaingan kemakmuran, kewibawaan, dan kecerdikan antar bangsa-bangsa di dunia. Kita punya tanah dan laut. Pasti dalam bidang itu kita unggul, karena kita punya sumberdaya yang melimpah (tanah dan laut yang luas). Karena penduduk dunia bertambah terus, dan karena iklim global, jangan-jangan teori Robert Malthus (1766-1834), yang dianggap ‘salah’, menjadi benar karena ‘kebetulan’. Malthus mengatakan bahwa populasi manusia berkembang lebih cepat, sedangkan persedian makanan berproduksi lebih lambat. Benar atau salah, tidak kita persoalkan, yang ingin dikatakan Malthus adalah: 1. Dia khawatir, manusia kekurangan makanan. 2. Penduduk dunia harus diberi makan!
Indonesia pernah gagal menuju negara industri, dengan tujuan pembangunan jangka panjang, bahwa kita akan dapat menghasilkan mesin yang memproduksi mesin. Pada era industri, memang, bekerja dalam bidang pertanian dan kelautan adalah realitas lama, yang sulit untuk maju seiring dengan negara-negara industri. Makanya, tahun 70-an sampai akhir 90-an, kita bercita-cita maju seiring dengan bekerja dalam bidang industri.
Sekarang telah era informasi. Realitas lama pertanian, kini menjadi realitas baru dalam era informasi dan globalisasi, dimana, mudahnya, negara-negara maju yang telah meninggalkan basis pertaniannya, (maksudnya, rakyatnya tidak mau lagi bertani!), adalah keuntungan yang ‘kebetulan’ bagi kita, bahwa kita punya tanah dan laut yang terus ada.
Yang saya ingin katakan adalah:
Realitas lama, dapat menjadi realitas baru yang menguntungkan. Inilah tugas para pendidik, memberikan realitas baru, memperbaharui realitas lama yang dianggap usang, dan memberikan alasannya.
2. Membuat Individu/Rakyatnya Berbadan Sehat.
Sudah ada Kementeriannya, undang-undangnya, peraturan pemerintahnya dan peraturan menterinya, juga sudah ada peraturan daerahnya. Saya tidak bahas. Mungkin nanti tentang Metasscience kesehatan.
3. Membuat Individu/Rakyatnya Bersaku Penuhtebal.
Dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Jika rakyat rajin bekerja dan tersedia banyak lapangan pekerjaan, ini urusan Departemen Tenaga Kerja & Badan Koordinasi Penenaman Modal, maka rakyat akan berkantung penuhtebal. Ya, minimal satu bulan sekali……………….Tidak saya bahas. Mungkin nanti akan saya tentang Metascience Kekayaan.
24 Feb 11. Selamat Berotak Pintar, Berbadan Sehat dan Besaku Tebal. Salam. Hilal Achmar.
21. METASCIENCE HAK AZASI & KEBEBASAN MANUSIA
Hak azasi manusia singkatnya adalah, hak yang melekat pada individu, sejak dalam kandungan. Contoh Hak Azasi Manusia ada dalam UUD 1945. Sedangkan contoh hak azasi adalah: Hak untuk hidup dan hidup bersama seperti individu lainnya, hak memperoleh perlakuan yang sama, hak mendapatkan pekerjaan dan hak memperoleh pendidikan.
Kebebasan yang dapat dipunyai manusia misalnya: kebebasan berbicara dan berekspresi, tentang apa saja, baik positif maupun negatif, tanpa tindakan sensor, kemudian ditambahkan: dengan syarat tidak menyebarkan kebencian (ini tentu maksudnya, supaya anda tidak bisa mengkritik otoritas kelompok yang menafsirkan kebebasan berbicara dan berekspresi untuk anda fahami!)
Saya sendiri, saat jeda, sering berfikir, apakah kebebasan itu hak yang melekat pada individu, atau diberikan pada individu dengan batasan-batasan tertentu, seperti dicontohkan diatas. Saya menemukan bahwa:
Manusia Bebas Berkehendak Apa Saja Dengan Kebebasan Sebebas-bebasnya!
Misalnya saja, kita ambil contoh kebebasan berbicara, yang dibatasi oleh: 1. Tidak menyebarkan kebencian. 2. Tidak menghasut. 3. Tidak bertendensi membunuh karakter. 4. Tidak menjelek-jelekkan. 5. Tidak dimaksudkan untuk perbuatan yang tidak menyenangkan. 6. Tidak memfitnah……. kalau batasan ini saya teruskan, bisa menjadi 100 atau seribu batasan. Yang saya ingin katakan adalah:
Kalau Ada Batasan, Maka Tidak Lagi Disebut Kebebasan!
Mengapa manusia berbicara tentang kebebasan? Ya begitulah manusia, selalu mencari keunggulan kerajaan manusia dibanding kerajaan hewan. Padahal, burung lebih bebas dari manusia, sebebas-bebas kehendaknya. Kalau sekelompok burung terbang migrasi dari benua Australia ke benua Amerika, tak perlu urus visa, tak perlu bawa passport, tak pernah juga burung yang mempunyai otoritas mencekal sodaranya sesama burung. Akuilah, manusia, walaupun bisa, tidak pernah berhasil sebebas burung!
Untuk Apa Bebas & Dapat Terbang Seperti Burung, Sedang Kita Punya Kelebihan Yang Sempurna!
Andainyapun individu menjalani prinsip-prinsip kebebasan berkehendak yang sebebas-bebasnya, dia akan berhenti pada satu titik perhentian yang dinamakan tanggungjawab. Sebab sifat manusia selalu ingin sembunyi dari tanggungjawab (lempar batu, sembunyi tangan), maka dibuatlah aturan sekedar yang mampu dicapai akal fikiran. Yang ingin saya katakan adalah:
Tanggungjawab Lebih Penting Dan Lebih Bernilai Dari Kebebasan Itu Sendiri.
Sudahkah Anda Mempertanggungjawabkan Kehendak Yang Telah Anda Laksanakan Hari Ini? Apakah kita lebih baik jeda dahulu (Jawa: Leyeh-leyeh, dengarkan uyon-uyon, sambil menyeruput teh gula batu..?), Atau, kita ke cafe terindah, sambil mendengarkan Moon River, dan menikmati Civet Coffee………. Salam. Hilal Achmar.
XIX. METASCIENCE: SUMBER PENGETAHUAN
Sumber pengetahuan Metascience berasal dari: 1. pancaindera jasmani, 2. berita yang benar, 3. pancaindera ruhani, 4. logika, 5. akalnalar, 6. intuisi, 7. Mimpi yang benar, dan 8. wahyu. Baiklah akan kita bahas satu persatu. Saya memberikan terminologi baru tentang klasifikasi intuisi, saya juga menambahkan terminologi mimpi yang benar sebagai sumber pengetahuan. Sebelum ini, science dengan tradisi barat tidak pernah menambahkan mimpi sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Kalau pada era 2.000-an anda memotret, kamera anda berisi film celluloid didalamnya. Sekarang, anda memotret dengan kamera digital, yang tidak ada lagi film celluloid didalam kamera anda. Kalau pada era 2000-an, ada tulisan mengenai kamera digital tanpa film, apakah kira-kira anda percaya begitu saja? Ternyata ada dua kebenaran dalam memotret, ialah dengan film celluloid dan dengan digital equipment! Yang saya akan katakan adalah, ada dua (jika anda sudah punya satu) kebenaran dalam global science, baik itu science maupun metascience. Kemudian, ada 2, atau 3, atau berapapun kebenaran dalam metascience. Banyak kebenaran itulah yang akan kita rujuk, untuk menjadi kebenaran yang kita yakini, hasil proses akalnalar, yang pastibenarnya. Yang saya ingin katakan adalah, saya akan buktikan jika anda berkenan, bahwa mimpi juga dapat sebagai sumber pengetahuan, seperti kamera digital sebagai sumber hasil foto anda. Mari kita kembali ke bahasan awal. No.1 sampai 3, tidak akan saya bahas, jika anda tidak menginginkan.
1. Pancaindera Jasmani: Perasa (Lidah), Pelihat (mata), Pembau (Hidung), Peraba (Kulit) dan Pendengar (Telinga). Pancaindera Jasmani, belum dapat dipercaya dalam menilai hasil explorasinya. Kalau anda melihat seseorang mengayuh sepeda tua, atau mengendarai mobil mewah, apakah ‘pasti’, pengayuh sepedan tua lebih miskin dari pengendara mobil mewah? Pancaindera Jasmani, tidak bisa memperoleh ‘kebenaran yang pastibenarnya’ dari info yang diinputnya. Informasi harus diolah lagi.
2. Berita Yang Benar yang berasal dari: a. Otoritas Absolut. b. Otoritas Kitab Suci. c. Otoritas Pembawa Agama. d. Otoritas yang berkompeten terpercaya. e. Konsensus Ilmuwan. f. Berita yang disaksikan banyak orang.
3. Pancaindera Ruhani: Estimasi, representasi, imajinasi, rekoleksi, retensi, dan bersitan/lintasan hati.
4. Logika: Logika, sifat inherent normanya adalah netral. Logika tidak dipengaruhi oleh norma moral, agama, hukum, dan segala norma apapun yang ada pada diri anda. 1+1=2, hasilnya dua tersebut adalah bebas dari segala norma. Ketika saya masih kuliah dahulu, ada sebuah diskusi yang salah satu themanya tentang: lebih tinggi manakah kedudukan antara logika dan intuisi sebagai sumber pengetahuan?. Semua yang hadir menjawab intuisi. Saya sendiri yang menjawab lebih tinggi logika! Kesimpulan diskusi adalah: Intuisi lebih tinggi dari logika! Saat itu mereka kira-kira, mengambil referensi dari pengalaman spiritual Einstein, bahwa intuisilah yang menuntun Einstein menemukan teori relativitasnya yang cemerlang. Saya mengerti kisah itu, tetapi saya tetap mengatakan, bahwa logika lebih tinggi. Sampai sekarang, di universitas di Indonesia masih mengajarkan bahwa, intuisi lebih tinggi dari logika. Karena themanya adalah: lebih tinggi manakah kedudukan antara logika dan intuisi, saya jawab logika. Itu jawaban yang saya tahu akan ditolak, walaupun saya memberi paparan. Pada saat diskusi itu terjadi pada era 80-an, saya mengetahui, bahwa: Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi, diantara logika dan intuisi. Keduanya berkedudukan sama sebagai ilmu pengetahuan. Dan yang lebih penting bagi kesadaran saya adalah:
Kadangkala logika mengungguli intuisi, kadangkala intuisi mengungguli logika, dalam mencapai kebenaran yang pastibenarnya.
5. Akalnalar: Manusia yang telah teraktualitas, menggunakan akalnalarnya untuk mencapai kebenaran yang pastibenarnya. Kebenaran yang pastibenarnya ini didapatkan dari olahfikir akalbudi-akalnalar, yang dipanjatkan semata untuk mencari kebenaran yang pastibenarnya, bukan kebenaran yang mungkinbenarnya. Kebenaran yang mungkinbenarnya, tidak berdayaguna mengembangkan dan meningkatkan kapasitas manusia secara general, dalam mendaki kualitas tertinggi kemanusiaannya. Baiknya sekarang saya akan memberikan ilustrasi sederhana:
Namanya XX. Seorang yang belum bekerja dan belum berpenghasilan, setelah ‘melihat & mendengar’ banyak kunci apa saja yang hilang, ‘menyadari’, bahwa ia ‘mungkin’ dapat memecahkan masalah ekonominya dengan menjadi ahli duplikat kunci. Setelah belajar dan membeli peralatan, ia kemudian membuka satu kios dan sukses membuka beberapa kios lainnya di lain tempat. Masalah ekonomi XX selesai, ia tangguh, sulit disaingi. XX menggunakan logika dan akalnalar untuk memecahkan masalah ekonominya.
Namanya YY. Seorang yang belum bekerja dan belum berpenghasilan, setelah ‘melihat & mendengar’ banyak kunci apa saja yang hilang, ‘menyadari’, bahwa ia ‘mungkin’ dapat memecahkan masalah ekonominya dengan membuat duplikat kunci, untuk mencuri. Setelah menduplikat kunci rumah orang, ia sukses juga membobol beberapa rumah orang. Masalah ekonominya selesai, ia licin, sulit ditangkap. YY hanya menggunakan logika untuk memecahkan masalah ekonominya. Ilustrasi ini telah umum diketahui, tetapi harap dicatat, ini bukan pendapat saya. Pendapat saya, adalah pendapat baru, yang tidak umum diketahui: YY juga telah menggunakan akalnalarnya! Saya akan buktikan dibawah ini, dalam pembahasan tentang intuisi.
6. Intuisi: Saya akan membahas terminologi baru tentang klasifikasi intuisi. Intuisilah yang bekerja, sehingga XX dan YY ‘menyadari’, bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan ekonominya, dengan tindakan yang berhubungan dengan kunci. Setelah menggunakan logika, XX menemukan dua kebenaran: menjadi pencuri atau bekerja sebagai ahli duplikat kunci. Dengan menggunakan akalbudi-akalnalarnya, akalnalarnya dipanjatkan melintasi ruang-waktu, yang kemudian memantapkan pilihannya untuk bekerja sebagai ahli kunci, daripada ahli mencuri. Ini adalah contoh intuisi yang pastibenarnya, yang dalam mencarinya, akalnalarnya tidak teresonansi dengan ‘kebenaran yang pasti salahnya’.
Setelah menggunakan logika, YY menemukan dua kebenaran: menjadi pencuri atau bekerja sebagai ahli duplikat kunci. Dengan menggunakan akalbudi-akalnalarnya, akalnalarnya dipanjatkan melintasi ruang-waktu, yang kemudian memantapkan pilihannya untuk menjadi ahli mencuri, daripada bekerja sebagai ahli kunci. Ini adalah contoh intuisi kebenaran yang pastisalahnya, karena akal nalarnya teresonansi, sehingga tidak mencapai kebenaran yang pastibenarnya. Resonansi dan mimpi yang benar, yang menghasilkan individu memilih kebenaran yang pasti salahnya, akan saya bahas, jika anda menginginkannya.
7. Mimpi Yang Benar: Paling tinggi kedudukannya sebagai salah satu sumber metascience.Ini salah satu pendapat baru saya dalam metascience. Saya akan membuktikannya jika anda berkenan. Jika anda ingin menguasai metascience, sering-seringlah bermimpi. 8. Wahyu. Tidak saya bahas.
16 Feb 2001. 10.02 WIB
Selamat Bermimpi. Salam. Hilal Achmar.
XVIII. METASCIENCE TINGKAHLAKU MANUSIA
Pada jalur science yang lain lagi, tingkahlaku manusia dipelajari dari tingkahlaku hewan. Itu karena Darwin menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Sekarang, ilmu itu akan membuat anda tersenyum. Pada jalur yang lain lagi, justru penelitian tingkahlaku manusia yang sakitlah yang banyak dipublikasikan. Pada jalur yang lain lagi, penelitinya berusaha mempelajari tingkahlaku manusia yang sehat. Penelitian ini sulit dilakukan.
Tingkahlaku Individu Dengan Penyesuaian Baik.
Singkatnya, individu ini selalu menyesuaikan tingkahlakunya dengan tingkahlaku orang, komunitas, atau masyarakatnya, agar tingkahlakunya sesuai dengan norma, agar ia tidak dianggap aneh apalagi sakit, padahal aneh, dan memang sakit. Saya akan memberikan ilustrasi.
Pada saat antri, orang tertib berdiri, padahal antrian mengular, berapa puluh kali lebih panjang dari ular terpanjang yang pernah ditemukan. Individu dengan penyesuaian tingkahlaku yang baik, akan berdiri terus-menerus dalam antrian, walaupun kakinya pegal bukan alang-kepalang. Kalau anda mengenal saya, saya tidak akan berdiri dalam antrian, saya akan duduk, walaupun di lantai! Apakah dengan duduk, ketika 500 orang orang berdiri dalam antrian, saya bertingkahlaku buruk?
Søren Aabye Kierkegaard, Bapak eksistensialisme, lahir 5 Mei 1813 di Kopenhagen, pasti akan senang sekali dan pasti matanya berbinar-binar, melihat saya duduk santai diantara 500 orang yang berdiri mengantri…… Eksistensialisme, telah menjadi salah satu bagian yang membentuk tingkahlaku saya, sejak saya kelas III SMP. Saya membaca lebih dahulu tentang eksistensialisme, mungkin lebih awal dari mahasiswa baru di fakultas psikologi, yang tidak berlatar belakang ilmu yang meta……….
Muhammad Badrul, seorang asal Sumatra Barat yang menjadi mahasiswa di MIPA pada tahun 80-an di UGM, mengejutkan saya dengan peribahasa asal daerahnya, yang saya akan ilustrasikan dibawah ini:
Jika Dikurung, Kita Di Luar.
Bayangkan anda dan sekelompok orang, dikurung oleh sebuah tali lasso, yang dapat dikencangkan. Ingatlah peribahasa dari Sumbar itu. Anda harus berada diluar! Bagaimanapun caranya. Kalau perlu, sudah berada diluar, ketika kelompok orang yang lain baru sadar mereka sebenarnya telah terkurung tali lasso! Yang saya ingin katakan adalah, kita berada diluar, karena kita ingin bebas dari kesulitan. Kita juga menghormati, kebebasan memilih dari kelompok orang yang terkurung itu. Hanya kita tidak mau mengikuti, dan berpenyesuaian baik terhadap tingkahlaku yang akan merugikan kita itu!
Ketika Dihimpit, Kita Di Atas.
Jika anda lengah, dan telah terkurung, dan tali lasso itu mulai dikencangkan, sehingga mulai menghimpit anda dan semua yang terkurung, anda harus berada di atas! Supaya anda bebas bernafas. Bebas dari segala kesulitan. Anda tidak boleh berpenyesuaian baik, terhadap segala yang merugikan, baik itu terhadap kelompok yang lima M, maling, minum, main judi, main perempuan dan madat narkotika. Atau ideologi yang mengakali manusia, agar manusia menjadi seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Atau manusia hipokrit, yang rela dijerat kemiskinan dan kebodohan……..
Yang saya ingin terakan adalah, Local Genius yang kita punyai, tidak kalah dengan Søren Aabye Kierkegaard sebagai Global Genius, dalam menerangkan kebebasan, sebagai substansi Eksistensialisme………
Wahai Muhammad Badrul, yang sudah 23 tahun tidak lagi bertemu dengan saya, dan para penerus local genius, saya berterima kasih kepada anda sekalian. Seperti kebiasaan saya, mungkin post ini diedit lagi…
Salam Lokal Genius! Hilal Achmar.
XIV. METASCIENCE INSTANTA & FOKUS
Antara tahun 80 sampai 90-an, bagi teman-teman yang mengenal saya pada dekade itu, saya mengatakan, Amerika Serikat akan bangkrut. Dunia akan bangkrut, jika kebanyakan manusia tidak lagi fokus pada ilmu-ilmu dasar, lebih fokus pada ilmu praktis. Pada saat saya lulus saat ujian pendadaran, profesor saya berpesan kepada saya, agar saya membaca juga buku ilmu-ilmu praktis. Kemungkinannya: 1. Beliau takut, saya akan menekuni ilmu-ilmu dasar, berhenti pada ilmu dasar, dan tidak memaksimalkan kapasitas yang saya miliki. 2. Beliau takut, saya tidak kebagian mendapatkan harta benda dunia dengan menekuni ilmu-ilmu dasar saja. Yang manapun dari keduanya, beliau benar!
Instanta.
Segalanya sekarang serba instant. Anda mengetahuinya. Dari makanan, pakaian, rumah, pendidikan, apa saja, yang serba instant yang diminati. Mengapa begini, mengapa begitu, tidak lagi diminati. Maksud saya, pembahasan yang lebih detail akan masalah/pekerjaan/pendidikan tidak diminati lagi. Saya fikir, Yogya sebagai gudang ilmu, oleh karena itu, dahulu saya menuntut ilmu disana, saya kira hari ini berkurang peminatnya, dan akan berkurang terus peminatnya. Kedepan, Yogya tidak lagi akan menjadi Kota Pendidikan. Alih-alih dari Yogya akan mengubah dunia, malah Yogya dalam proses dirubah dunia!
Realitas Lampau
Siapa mau peduli kota kelahiran leluhur saya itu? Saya katakan, secara metascience, kita tidak dapat menolong Yogya mencapai kejayaannya kembali sebagai Kota Pendidikan, seberapa keras pun usaha anda. Sebabnya adalah: Yogya sebagai kota pendidikan, adalah realitas lampau. Lebih mudah, Yogya dibawa pada realitas kini, bahwa, ada kerajaan dalam negara republik, atau, realitas kini apapun, yang anda fikir dapat diimplementasikan untuk Yogya. Pendirian Universitas dan Pendidikan instant di Indonesia itulah penyebab Yogya kehilangan pamornya sebagai kota pendidikan. Hasil pendidikan tidak bisa instant. Jika para Guru Besar, Doktor dan Dosen di Yogyakarta, masih fokus mengajarkan ilmu-ilmu dasar, berdampingan dengan ilmu praktis, hasilnya akan dipetik beberapa tahun kedepan, seperti kita memetik hasil, di daerah manapun kita belajar ilmu-ilmu dasar yang kuat.
Hasil Pendidikan Ilmu-ilmu Dasar Yang Kuat.
Universitas Indonesia memantau dan memanggil pulang alumninya yang pernah belajar ilmu dasar di UI, untuk menularkan pada mahasiswa adik-adik kelasnya. Apakah UGM memantau dan pernah memanggil pulang alumninya? Yang saya akan katakan adalah:
Ada banyak realitas dan kebenaran pada individu lain selain yang kita yakini. Kebenaran tidak hanya satu. Dalam persoalan makan siang dimana hari ini, saya punya 3 kebenaran. Anda mungkin punya 5…….
Waktunya makan siang. Salam. Hilal Achmar.