21. METASCIENCE HAK AZASI & KEBEBASAN MANUSIA

Hak azasi manusia singkatnya adalah, hak yang melekat pada individu, sejak dalam kandungan. Contoh Hak Azasi Manusia ada dalam UUD 1945. Sedangkan contoh hak azasi adalah: Hak untuk hidup dan hidup bersama seperti individu lainnya, hak memperoleh perlakuan yang sama, hak mendapatkan pekerjaan dan hak memperoleh pendidikan.

Kebebasan yang dapat dipunyai manusia misalnya: kebebasan berbicara dan berekspresi, tentang apa saja, baik positif maupun negatif, tanpa tindakan sensor, kemudian ditambahkan: dengan syarat tidak menyebarkan kebencian (ini tentu maksudnya, supaya anda tidak bisa mengkritik otoritas kelompok yang menafsirkan kebebasan berbicara dan berekspresi untuk anda fahami!)

Saya sendiri, saat jeda, sering berfikir, apakah kebebasan itu hak yang melekat pada individu, atau diberikan pada individu dengan batasan-batasan tertentu, seperti dicontohkan diatas. Saya menemukan bahwa:

Manusia Bebas Berkehendak Apa Saja Dengan Kebebasan Sebebas-bebasnya!

Misalnya saja, kita ambil contoh kebebasan berbicara, yang dibatasi oleh: 1. Tidak menyebarkan kebencian. 2. Tidak menghasut. 3. Tidak bertendensi membunuh karakter. 4. Tidak menjelek-jelekkan. 5. Tidak dimaksudkan untuk perbuatan yang tidak menyenangkan. 6. Tidak memfitnah…….  kalau batasan ini saya teruskan, bisa menjadi 100 atau seribu batasan. Yang saya ingin katakan adalah:

Kalau Ada Batasan, Maka Tidak Lagi Disebut Kebebasan!

Mengapa manusia berbicara tentang kebebasan? Ya begitulah manusia, selalu mencari keunggulan kerajaan manusia dibanding kerajaan hewan. Padahal, burung lebih bebas dari manusia, sebebas-bebas kehendaknya. Kalau sekelompok burung terbang migrasi dari benua Australia ke benua Amerika, tak perlu urus visa, tak perlu bawa passport, tak pernah juga burung yang mempunyai otoritas mencekal sodaranya sesama burung. Akuilah, manusia, walaupun bisa, tidak pernah berhasil sebebas burung!

Untuk Apa Bebas & Dapat Terbang Seperti Burung, Sedang Kita Punya Kelebihan Yang Sempurna!

Andainyapun individu menjalani prinsip-prinsip kebebasan berkehendak yang sebebas-bebasnya, dia akan berhenti pada satu titik perhentian yang dinamakan tanggungjawab. Sebab sifat manusia selalu ingin sembunyi dari tanggungjawab (lempar batu, sembunyi tangan), maka dibuatlah aturan sekedar yang mampu dicapai akal fikiran. Yang ingin saya katakan adalah:

Tanggungjawab Lebih Penting Dan Lebih Bernilai Dari Kebebasan Itu Sendiri.

Sudahkah Anda Mempertanggungjawabkan Kehendak Yang Telah Anda Laksanakan Hari Ini? Apakah kita lebih baik jeda dahulu (Jawa: Leyeh-leyeh, dengarkan uyon-uyon, sambil menyeruput teh gula batu..?), Atau, kita ke cafe terindah, sambil mendengarkan Moon River, dan menikmati Civet Coffee………. Salam. Hilal Achmar.

 


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s